Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-72, Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar Ramah Tamah Bersama dengan para Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara tersebut digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman pada hari Selasa (15/8) kemarin.

Acara Ramah Tamah tersebut bertujuan untuk menghormati jasa para pejuang perintis kemerdekaan yang telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa dan negara Indonesia, sehingga kita semua dapat menikmati era kemerdekaan. Acara tersebut dihadiri oleh para Perintis Kemerdekaan, Veteran, Purnawirawan, Wredatama, Warakawuri, Angkatan 45, dan Purna Bakti Praja.

Bupati Kabupaten Sleman, Sri Purnomo, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa rasa kebangsaan dan patriotisme pada saat ini harus ditumbuh-kembangkan, terutama pada generasi muda karena ditangan merekalah masa depan bangsa ini diamanahkan. Namun, lanjut Sri Purnomo, berbagai masalah yang melibatkan para generasi muda saat ini sungguh memprihatinkan. Ia menyayangkan ketika semangat kebersamaan yang mereka miliki kemudian diekspresikan dengan tindakan tidak terpuji.

“Yang baru-baru ini semakin memprihatinkan di Kabupaten Sleman adalah kasus klitih oleh para generasi muda,”ucapnya.

Lebih lanjut Bupati Sleman mengajak semua pihak untuk turut menumbuh-kembangkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme pada generasi muda sejak dini. Dia menghimbau untuk menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dasar negara dan ideologi nasio­nal di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, berne­ga­ra. Maka, menurutnya, dengan kesadaran dan rasa memiliki terhadap bangsa dan negara Indonesia, diharapkan generasi muda memiliki tameng dalam memfilter berbagai isu dan pengaruh yang masuk.

“Rasa memiliki dan meyakini ideologi negara kita yang kemudian akan menjadi bagian integral dari bangsa kita. Inilah yang perlu kita pupuk dan kembangkan,” tutur Sri Purnomo.

Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii yang turut hadir pada acara tersebut mengajak para hadirin untuk kembali meresapi makna Bhineka Tunggal Ika. Menurutnya kemerdekaan yang diraih Indonesia merupakan berkat jasa semua rakyat Indonesia, tanpa membeda-bedakan agama, suku, maupun golongkan tetentu. Maka, lanjutnya, di negara kita ini tidak ada yang boleh merasa paling berjasa dalam upaya merebut kemerdekaan dari para penjajah.

“Banyak para pahlawan kita yang seagama dengan penjajah, tapi mereka memerangi saudara seagamanya sendiri. Maka kita yang mayoritas jangan sampai merasa yang paling berhak memiliki negara ini,” terang Buya.