Ratusan masa dari Koalisi Masyarakat Peduli Madrasah (KMPM) Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sleman, Selasa (15/8) melakukan aksi damai menolak wacana Full Day School (FDS). Perwakilan masa diterima langsung oleh Bupati Sleman di Ruang Rapat Setda B Kantor Setda Kabupaten Sleman.

Terkait dengan terbitnya Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 Tahun 2017 yang mengatur Hari Sekolah, Abdul Muiz selaku koordinator aksi tersebut menyampaikan bahwa KMPM PCNU Kabupaten Sleman menolak kebijakan pemerintah tersebut karena menurutnya berpotensi kuat akan mematikan Madrasah Diniyah yang banyak terdapat di Indonesia. Permen ini menurutnya juga berpotensi menghapus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang justru bertentangan dengan penguatan pendidikan karakter seperti yang diinginkan oleh pemerintah.

Kebijakan FDS menurutnya dapat berpotensi menabrak UU Sisdiknas, khususnya bab II Pasal 4 Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, bab VI pasal 13 tentang Jenjang dan Jenis Pendidikan serta Pasal 30 tentang Pendidikan keagamaan. “Jika kebijakan FDS dipaksakan, terdapat 58.623 lembaga pesantren dan Madrasah Diniyah serta terdapat 7.376.182 santri dan anak bangsa yang akan menjadi korban tidak dapat mengenyam lagi pendidikan agama (diniyyah)”, kata Abdul.

Abdul menambahkan melalui aksi damai tersebut KMPM PCNU Kabupaten Sleman meminta pada Pemkab Sleman untuk menyampaikan aspirasi mereka pada pemerintah pusat. “Berbagai pihak juga telah menyatakan menolak FDS. Apabila kebijakan FDS masih tetap dilaksanakan, dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakpercayaan pada pemerintah dan disintegrasi bangsa”, tambahnya.

Sementara itu Bupati Sleman yang menerima dan menyapa langsung peserta aksi damai tersebut mengungkapkan akan menyampaikan aspirasi KMPM PCNU Kabupaten Sleman pada pemerintah pusat. Menurutnya pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan karena kebijakan FDS ada di pemerintah pusat. “Kita masih menunggu PP, nanti kalo sudah muncul kita siap diskusi. Kami prinsipnya kebhinekaan dalam pendidikan, yang bisa melaksanakan full day silahkan dilaksanakan, kalo tidak bisa ya tetap enam hari masuk sekolah. Di Sleman juga ada sekolah boarding silahkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena tiap sekolah punya cara sendiri-sendiri untuk memperoleh prestasi terbaik”, kata Sri Purnomo.