Sebagai wujud perhatian Pemerintah Kabupaten pada para petani tembakau yang saat ini tengah mengalami kerugian yang cukup besar Bupati Sleman Sri Purnomo mengunjungi para petani tembakau. Bupati yang didampingi kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Ir. S. Riyadi Martoyo, MM dan beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Sleman mengunjungi petani tembakau Virginia di gudang tembakau Virginia milik PT Sadana di Sidomulyo, Godean dan petani tembakau rakyat di gudang  tembakau rajang  di Bakalan, Donoharjo, Ngaglik Sleman.

Dalam dialog di Gudang PT Sadana tersebut terungkap bahwa para petani saat ini mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, sehingga tidak dapat mengangsur pinjamannya ke pabrik. Padahal tahun 2009 sebagian petani juga masih ada yang memiliki hutang dengan pabrik. Oleh karena itu mereka minta kepada Pemkab Sleman untuk memberikan pinjaman modal dengan bunga ringan, karena bila meminjam ke bank mereka tidak memiliki agunan.

Dalam kesempatan tersebut di depan para petani yang bermitra dengan PT. Sadana Sri Purnomo meminta kepada perwakilan dari PT. Sadana agar menyampaikan kepada pihak pimpinan PT Sadana agar memahami kondisi para petani yang saat ini telah mengalami gagal panen. Dengan gagal panen ini para petani rugi sehingga  tidak dapat mengangsur pinjamanannya kepada PT. Sadana. Bupati juga minta agar PT. Sadana tidak membebani para petani dengan bunga pinjaman. Bupati juga minta agar PT. Sadana dan para petani dalam menanam tembakau pada tahun depan benar – benar memanfaatkan teknologi terutama untuk mengetahui  kondisi musim / cuaca, dalam hal ini meminta informasi kepada Badan klimatologi tentang cuaca. Bila diperkirakan curah hujan tinggi maka jangan memaksanakan diri menanam tembakau, sehingga para petani tidak rugi.

Menanggapi permintaan untuk memberikan pinjaman modal untuk menanam tembakau lagi Sri Purnomo mengatakan bahwa para petani yang bermitra dengan PT. Sadana tentunya telah mendapat pinjaman dari PT Sadana, sehingga bila akan meminjam ke Pemkab, nanti pinjaman terlalu banyak. Sedangkan bila pinjam untuk konsumtif tentunya tidak bisa, karena Pemerintah tidak akan memberikan pinjaman untuk keperluan tersebut. Sedangkan  di Gudang tembakau rajang  di Bakalan, Donoharjo Ngaglik, ketua Asosiasi tembakau Sleman, Suwarji mengatakan bahwa kerugian yang dialami pada tahun 2010 ini merupakan kerugian yang terbesar sejak ia menjadi petani tembakau puluhan tahun yang lalu. Para petani gagal hampir 100 %. Namun demikian meskipun gagal, para petani tetap tidak kapok menanam tembakau.  Tahun depan mereka tetap akan menanam tembakau lagi, dan berharap cuaca tidak  mengalami perubahan seperti  tahun 2010 ini. Ia meminta kepada Bupati bahwa pinjaman modal yang diberikan kepada petani nantinya dapat diturunkan tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan untuk modal para petani tembakau.

Menanggapi  keluhan dan permintaan para petani tembakau tersebut Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan bahwa dia sangat  bangga karena para petani tembakau tetap semangat meskipun gagal panen dan rugi. Meskipun gagal panen para petani tidak putus asa dan masih mau berbagi senyum dengan siapa saja. Inilah yang sangat diperlukan oleh siapapun ketika menghadapi kegagalan. Dia tidak menjadi putus asa, tetapi tetap semangat dan mau bangkit lagi. Bupati mengatakan bahwa Pemkab Sleman akan mengusahakan pinjaman lunak yang akan diturunkan tepat waktu. Bila para petani akan mulai tanam pada bulan Mei tahun 2011, pinjaman penguatan modal akan diturunkan sebelum bulan Mei. Ia akan berusaha agar APBD tahun 2011 dapat ditetapkan tepat waktu, sehingga pencairan pinjaman  tidak mundur. Sri Purnomo berpesan juga agar bila tahun 2011 para petani akan menanam lagi, tetap harus mencari informasi yang benar tentang kondisi iklim dan cuaca, sehingga tidak gagal lagi.