Campak dan Rubella Berbahaya, Jokowi Tegaskan Pentingnya Imunisasi MR
Penyakit Measles (Campak) dan Rubella (MR) merupakan penyakit yang berbahaya. Penyakit ini diketahui dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang paru-paru, radang otak, kecacatan pada bayi yang dilahirkan bahkan mengakibatkan kematian. Terkait hal itu, Presiden RI Joko Widodo menghimbau masyarakat agar tidak meremehkan imunisasi MR untuk pencegahan penyakit tersebut.
“Jangan meremehkan measles-rubella, karena keduanya bisa berbahaya untuk anak-anak yang kita cintai dan sayangi. Jangka panjang akibat tanpa imunisasi MR untuk bayi bisa lahir dengan cacat bawaan”, tegas Jokowi dalam acara Pencanagan Kampanye Tingkat Nasional dan Introduksi Imunisasi Campak Rubela di MTs 10 Sleman pada Selasa (1/8).
Jokowi mendukung penuh pelaksanaan kampanye imunisasi nasional tersebut agar anak-anak Indonesia bebas dari MR. Pasalnya di Indonesia masih kurang dari 1% yang mendapat imunisasi MR, yaitu baru sekitar 0,05%. Jokowi juga berharap dalam imunisasi ini pihak-pihak terkait dapat menjelaskan dan menggandeng pesantren, madrasah, dan seluruh sekolah-sekolah. “Imunisasi bukan hal yang baru, kita sebelumnya pernah berhasil untuk cacar, polio, dan tetanus. Saya percaya dengan niat yang baik Insya Allah bisa melaksanakan imunisasi MR”, tambah Jokowi.
Sementara itu Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menjelaskan bahwa program imunisasi merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif dalam pembangunan kesehatan terutama dalam pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. “Untuk mewujudkan eliminasi dan pengendalian kedua penyakit tersebut ditempuh strategi nasional tambahan imunisasi MR untuk anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Diikuti peralihan vaksin campak menjadi vakris MR kedalam program imunisasi”, jelas Puan.
“Agar eliminasi campak dan rubella terwujud pada tahun 2020, maka kampanye imunisasi MR ini harus mencapai cakupan minimal 95% dari sasaran yang harus mendapatkan imunisai”, kata Puan.
Puan menambahkan bahwa mengingat jumlah sasaran dan sumber daya yang tersedia maka kegiatan imunisasi tersebut dilaksanakan dalam 2 fase. Fase pertama dilakukan di 6 provinsi di Pulau Jawa pada bulan Agustus sampai dengan September 2017. Untuk fase kedua dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2018 di seluruh provinsi luar Jawa.
Dalam acara tersebut Jokowi juga berdialog dengan siswa-siswi MTs N 10 Sleman yang telah melakukan imunisasi serta melakukan peninjauan langsung pelaksanaan pelayanan imunisasi.