Kondisi Kabupaten Sleman yang memiliki beberapa potensi bencana membutuhkan masyarakat yang tangguh dan siap karena bencana dapat terjadi kapan saja.Kegiatan penguatan kelembagaan masyarakat dan pengurangan resiko bencana salah satunya adalah ‘Wajib Latih Penanggulangan Bencana’ bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana seperti yang dilaksanakan di Desa Sendangadi Kecamatan Mlati, Rabu (26/7).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto menyampaikan bahwa kegiatan gladi lapang dalam rangka wajib latih penanggulangan bencana tersebut dilakukan untuk menerapkan standar operasional prosedur yang telah disusun selama pelatihan dengan ancaman bencana puting beliung. “Wajib latih ini melibatkan 200 warga Sendangadi yang dilaksanakan dengan 6 kali pertemuan dengan rincian 4 kali pertemuan secara klasikal dengan materi pemahaman potensi ancaman bencana, resiko bencana dan dilanjutkan dengan dua kali pertemuan outdoor berupa gladi kotor dan gladi bersih”, kata Joko.

Sementara itu Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang hadir secara langsung dan mengukuhkan Forum Pengurangan Resiko Bencana Desa Sendangadi menghimbau masyarakat agar mengubah cara pandang menghadapi bencana yang semula responsif menjadi preventif yaitu pengelolaan resiko bencana. “Masyarakat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana, dengan harapan kesiapsagaan tersebut dapat bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa”, kata Muslimatun.

Muslimatun berharap forum pengurangan resiko bencana mampu menjadi motor penggerak masyarakat dalam mitigasi bencana. Menurutnya Desa Sendangadi salah satu wilayah di kabupaten sleman yang tidak lepas dari terjadinya bencana. Tercatat mulai dari bulan januari sampai dengan juli tahun 2017 di wilayah Sendangadi terjadi angin puting beliung di 24 titik.