Dengan semakin besarnya motivasi dan keterlibatan masyarakat khususnya peran wanita dalam berbagai kegiatan pembangunan, maka diharapkan program P2WKSS ini semakin dina­mis, sehingga tidak hanya menjadi program tahunan yang bersi­fat rutinitas. Oleh karena itu program P2WKSS ini harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya wanita dan keluarga. Dengan merasakan manfaat dari Program P2WKSS ini, bisa dipastikan masyarakat  akan sangat mendukung dan aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan. Hal tersebut disampaikan bupati sleman dalam sambutan tertulis yang dibacakan wakil bupati sleman Hj. Yuni Satia Rahayu, SS.M.Hum saat penilaian lomba P2WKSS Tk Prop. DIY di Balaidesa Glagaharjo Cangkringan Kamis 30 September 2010.

Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk mewujutkan pembangunan perlunya melibatkan peran wanita dan untuk mencapai  hal tersebut, harus memperhatikan dan melibatkan wanita dalam setiap pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. Disamping itu kalau kita melihat secara global, dengan merujuk pada tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat delapan tujuan yang harus dicapai di tahun 2015, keterlibatan kaum wanita ini menjadi suatu keniscayaan. Delapan tujuan itu adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan untuk semua, mendorong kesadaran gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS serta penyakit menular, memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan global.

Bahkan dari delapan tujuan tersebut, kita semua masih harus bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Secara nasional saat ini angkanya masih sebanyak 228 per seratus ribu, sementara sasaran yang harus dicapai 108 per 100 ribu. Walaupun di Kabupaten Sleman sasaran tersebut telah jauh tercapai yakni sebanyak 69,31 per 100 ribu kelahiran hidup, bahkan lebih baik dibanding capaian propinsi yang sebanyak 104 per 100 ribu kelahiran hidup, kita harus tetap bekerja keras mendukung upaya pemerintah pusat untuk mencapai sasaran tersebut. Jangan sampai karena merasa sudah baik, capaiannya malah menurun. Kaum wanita yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia tersebut ternyata masih perlu ditingkatkan karena  belum mampu mencapai tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan yang kita harapkan. Singkatnya, wanita di Indonesia belum memiliki kualitas yang memadai untuk berperan dalam pembangunan. Hal ini tidak lepas dari tingkat pendidikan kaum perempuan yang sebagian besar masih rendah.

Berkenaan dengan hal tersebut, saya mengharapkan berbagai macam kegiatan yang melibatkan wanita yang telah kita laksanakan selama ini, dapat meningkatkan kualitas diri kaum wanita. Harapannya, kaum wanita semakin mampu memberikan kontribusi maksimal dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan berperan optimal dalam pembangunan .Ke depan kita juga perlu melakukan penilaian atau kajian terhadap kebutuhan kaum wanita. Kita perlu bertanya sebenarnya apa yang diharapkan atau dibutuhkan kaum wanita kita agar dapat memberikan kontribusi semakin besar dalam pembangunan? Dengan mengetahui apa yang dibutuhkan kaum wanita, program atau kegiatan yang ditujukan kepada wanita dapat berlangsung lebih optimal lagi. Program atau kegiatan yang pas degan kebutuhan akan semakin membuat kaum wanita berdaya dan berkualitas. Kaum wanita berkualitas akan semakin mampu untuk berperan dalam upaya penngkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

Sedangkan Kepala badan pemberdayaan perempuan dan masyarakat Prop. DIY dalam sambutan tertulis yang dibacakan Drs. Suharso selaku ketua tim penilai antara lain mengatakan bahwa program terpadu P2WKSS diawali dengan pelaksanan crash program keluarga sehat dari tanggal 22 Desember 1978 sampai dengan 21 April 1979, selanjutnya menjadi program terpadu P2WKSS pada tahun 1979. Sejalan denga berbagai tuntutan program pembangunan pemberdayaan perempuan, kesejahteraan dan perlindungan anak dalam rangka penanggulangan kemiskinan, P2WKSS merupakan program yang harus dituntaskan. Oleh karena itu pada tahun 2007 dilakukan revitalisasi program terpadu P2WKSS. Disampaikan pula oleh Suiharso bahwa tim penilai yang jumlahnya mencapai 23 orang tersebut dari berbagai instansi, antara lain Sugiarto dari Dinas Perindustrian prop. DIY, Drs. Ansori dari Dinas pendidikan prop. DIY, Hj. Tirun Marwito dari Tim Penggerak PKK Prop. DIY.

Sementara itu obyek yang jadi penilaian antara lain administrasi dan lapangan, sebagai sempel lapangan di pedukuhan Kalitengah kidul dan pedukuhan Srunen dengan obyek penilaian  peninjauan kelompok BKL, meninjau demplot Toga, peninjauan kelompok ternak Sarono Makmur, peninjauan demo pemerasan susu sapi dll. Sedang dalam penyambutan tim penilai di Balaidesa Glagaharjo tim penilai disambut dengan kesenian Jatilan, Senam Bugar Lansia  serta kesenian gejog lesung.