Sumber daya air merupakan faktor penting dalam pertanian. Namun demikian, saat ini terdapat kecenderungan adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang semakin menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, bukan hanya untuk sarana irigasi tetapi juga rumah tangga, industri serta keperluan lainnya. Menyadari kecenderungan tersebut, Pemkab Sleman berupaya secara sungguh-sungguh untuk mengelola sumber daya air yang ada di Kabupaten Sleman agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Sleman Sri Purnomo  terkait dengan majunya kelompok P3a dari Sleman yang berhasil maju dalam lomba P3a tingkat nasional bulan September 2010 ini.

Ditambahkan oleh Sri Purnomo bahwa untuk menghemat penggunaan sumber daya air, Pemkab Sleman senantiasa berupaya untuk menanamkan kesadaran dan membentuk pola pikir hemat air kepada seluruh warga masyarakat di Sleman, termasuk kepada para petani. Dengan kesadaran dan tumbuhnya pola pikir hemat air ini diharapkan masyarakat dan juga petani dalam menggunakan sumber daya air hanya untuk kegiatan yang bermanfaat saja, serta menghindari penggunaan air yan tidak perlu. Bahkan, upaya hemat air ini juga diimbangi dengan upaya konservasi sumber daya air sebagai langkah antisipasi dan pencegahan terhadap penurunan ketersediaan sumber daya air di masa depan. Sedadangkan untuk memelihara sarana irigasi yang sudah ada, selama tahun 2009 Pemkab Sleman memberikan dana stimulan gotong royong sebesar Rp 6 Milyar dan telah berhasil menggalang dana swadaya masyarakat sebesar Rp 13 Milyar lebih. Pada tahun 2010, Pemkab Sleman kembali mengalokasikan dana stimulan gotong royong sebesar Rp 4 Milyar. Dana stimulan gotong royong ini, salah satu alokasinya adalah untuk stimulan pengelolaan saluran irigasi. Pengalokasian dana stimulan gotong royong ini tergantung dari pengajuan proposal masyarakat. Sinergi Pemerintah dan masyarakat juga terbangun sehingga saluran-saluran irigasi yang dibangun baik oleh pemerintah maupun swadaya tetap dapat terpelihara dengan dengan baik.

Pada tahun 2009 lalu, tercatat sejumlah 25 Gabungan P3A dan 441 P3A di Sleman. Pemkab sleman senantiasa berupaya untuk melakukan pembinaan untuk mendukung dan meningkatkan kemandirian P3A di Sleman. Pembinaan dilakukan dalam bentuk pelatihan teknis maupun yang bersifat sosialisasi peraturan yang terkait dengan sumber daya air, irigasi dan pemberdayaan P3A sendiri.  Salah satu kelompok P3A yang memiliki kegiatan dinamis adalah P3A Sido Makmur Desa Pondokrejo Kecamatan Tempel, yang anggotanya adalah para petani padi, polowijo, melon dan cabe. Kelompok P3a ini bahkan telah maju ke tingkat nasional dalam Lomba P3a Tingkat nasional tahun 2010. Jenis tanaman yang dipilih oleh petani anggota P3A Sido Makmur ini adalah jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani, budidaya tanaman pangan bernilai ekonomi tinggi ini diharapkan mampu mendukung program Pemkab Sleman agar mengembangkan potensi pangan lokal untuk berswasembada pangan. Selain pemilihan jenis tanaman, petani juga didorong untuk menerapkan teknologi pertanian yang sesuai dengan jenis lahan, karakter tanaman dan musim tanam.