Waspada Bencana Sejak Dini, Sleman Terus Tambah SSB
Paradigma penanggulangan bencana tidak lagi di titik beratkan pada penanganan kedaruratan. Menurut Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun pada acara Gladi Lapang Pembentukan Sekolah Siaga Bencana (SSB) SD N Kejambon I, Sidumartani, Ngemplak, Sleman pada Rabu (19/4) penanggulangan bencana lebih ditekankan pada upaya pengurangan resiko bencana, sehingga menuntut adanya kesiapsiagaan masyarakat termasuk sekolah.
“Mitigasi bencana harus menjadi bagian dari budaya dan local wisdom masyarakat Sleman. Oleh karen itu pembinaan dan pelatihan cara penanggulangan bencana harus dimulai sejak dini. Mitigasi bencana harus diperkenalkan dan diajarkan di bangku sekolah, bahkan sejak jenjang yang paling bawah”,kata Muslimatun.
Muslimatun menyampaikan bahwa dalam setiap mitigasi bencana, dibutuhkan partisipasi dari semua pihak bukan hanya dari tim relawan namun juga seluruh komponen masyarakat termasuk diantaranya adalah pelajar. Pelajar juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana dengan harapan kesiapsiagaan tersebut dapat bermanfaat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. Sampai hari ini di Sleman sudah terbentuk 47 SSB dan 30 Desa Tangguh Bencana (Destana).
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD DIY Krido Suprayitno menyampaikan bahwa DIY yang meliputi lima kabupaten/kota memiliki sejarah panjang kebencanaan dan secara geografis, geologis, serta hidrometeorologis memiliki karakteristik alam yang menyimpan 12 ancaman bencana. Salah satu upaya pengurangan resiko bencana yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk dapat mengenali, memahami, menyadari jenis ancaman bencana disekitarnya serta mampu melakukan upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan meminimalkan risiko bencana.
Pemilihan SD N Kejambon I untuk dibentuk sebagai SSB menurutnya karena berdasarkan hasil pemetaan BPBD Kabupaten Sleman, sekolah tersebut berada dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi serta berfungsi sebagai sekolah penyangga (sister school) bagi sekolah yang berada di wilayah lebih atas. Peresmian SSB ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembukaan selubung papan nama SSB di depan halaman SD N Kejambon serta dalam Gladi tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU sekolah darurat antara SD N Kejambon dan SD N Tamanan dan penyerahan bantuan peralatan P3K.