Masyarakat perlu untuk memanfaatkan pekarangan rumah, sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan. Meski status ketahanan pangan di wilayah Sleman terbilang cukup kuat, akan tetapi masih ditemukan banyak rumah tangga yang rawan pangan. Proporsi rumah tangga rawan pangan ini justru lebih banyak terdapat di desa dibandingkan di kota.

Hal yang ironis mengingat di desa masih tersedia lahan pekarangan yang cukup luas untuk ditanami dibandingkan wilayah perkotaan. Hal ini disampaikan Ir. Suparmono, MM, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kab. Sleman dalam Sosialisasi Menekan Laju Inflasi Daerah Melalui Ketahanan Pangan dan Kemandirian Masyarakat di Aula Setda Rabu (15/3).

Bahkan pekarangan sempit pun sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan ditanami sayuran secara vertikal. “Keuntungan ekonomi yang diperoleh dengan menanami pekarangan ini adalah dapat menekan belanja rumah tangga rata-rata Rp. 195.000 hingga Rp. 715.000 per bulan,” terang Suparmono. Turut disinggung mengenai tingginya harga cabai sekarang ini yang menyentuh hingga Rp 160.000/kg, bisa diringankan efeknya apabila setiap rumah tangga menanam 4 pohon cabai saja.

Kabupaten Sleman diketahui memiliki luas lahan pekarangan seluas 16.333 Ha. Luas lahan pekarangan inilah yang kini sedang digiatkan oleh Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kab. Sleman agar ditanami tanaman yang mampu mendukung ketahanan pangan seperti sayuran, tanaman obat, ataupun kolam ikan dan peternakan. Sampai saat ini, tanaman yang mengisi pekarangan masih didominasi oleh tanaman hias.

Kegiatan Sosialisasi Menekan Laju Inflasi Daerah Melalui Ketahanan Pangan dan Kemandirian Masyarakat ini diikuti oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) se-Kabupaten Sleman. Selain Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, narasumber lain yang turut menyampaikan materi adalah Dinas Koperasi dan UMKM serta Bagian Perekonomian Setda Sleman.