Untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran Demam Berdarah Dengue yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya membuat edaran tentang kewaspadaan dini terhadap DBD serta pelaksanaan Gerakan Jumat Bersih (GJB) oleh Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Kabupaten maupun Kecamatan dengan melaksanakan gerakan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti yang dilakukan di Dusun Senuko, Sidoagung, Godean pada Jumat (10/3).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Nurulhayah dalam acara tersebut menyampaikan bahwa hingga 6 Maret 2017, tercatat sudah ada 126 kasus DBD dengan jumlah korban meninggal nihil. Sedangkan, total kasus DBD pada tahun 2016 mencapai 880 kasus dengan 9 korban meninggal. Jumlah ini meningkat 40% atau 360 kasus dari tahun 2015 dengan total kasus DBD 520 kasus dengan 9 korban meninggal. Kasus DBD paling banyak menyerang usia 15 – 44 tahun dengan persentase 45%. Menurutnya tingginya kenaikan kasus DBD ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengaruh iklim (musim penghujan), sehingga banyak genangan air hujan yang potensial menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypty, ditambah lagi dengan perilaku dari masyarakat yang kurang memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Pada tahun 2016 di Kecamatan Godean tercatat ada 134 kasus DBD, itu artinya telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2015 yaitu 77 kasus DBD. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus DBD yang diperkirakan masih akan terjadi sampai Mei 2017”, kata Nurul.
Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Sleman Sri Muslimatun menyampaikan bahwa pengendalian penyakit DBD di Kabupaten Sleman masih menjadi skala prioritas untuk segera ditangani karena sudah menyebar di 17 Kecamatan, salah satunya Dusun Senuko Kecamatan Godean. Muslimatun berharap masyarakat untuk dapat  berpartisipasi aktif menekan jumlah kasus DBD di Kabupaten Sleman dengan mulai menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat  serta mengubah pola pikir dari tindakan mengobati menjadi tindakan mencegah.
“Disamping itu, saya juga mengharapkan agar para aparat pemerintah mampu menjadi contoh dan teladan dalam gerakan memberantas DBD ini. Untuk itu, marilah kita ajak keluarga dan masyarakat di lingkungan kita untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. PHBS harus menjadi gaya hidup dan budaya masyarakat yang harus diterapkan. Pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus yaitu mengubur, menguras, dan menutup tempat-tempat air yang menjadi sarang nyamuk”, jelas Muslimatun.