Kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap kelestarian alam sangat dibutuhkan demi menjaga Indeks Kualitas Air di Kabupaten Sleman. Terlebih Kabupaten Sleman merupakan hulu dari semua sungai yang mengalir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, pada acara Novena Ketujuh dan Sinodal Kevikepan Yogyakarta Barat di Gereja Katolik Santa Maria Assumpta, Pakem, Minggu (25/9). Adapun tema yang diangkat pada kegiatan kali ini adalah “Kewenangan Negara dan Partisipasi Gereja dalam Merawat Sungai”. “Saya merasa senang sekaligus mengapresiasi pihak Gereja Katolik Santa Maria Assumpta. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pihak gereja terhadap kelestarian alam, khususnya di wilayah lereng Merapi sebagai hulu sungai di DIY,” kata Danang.

Lebih lanjut Danang menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah berupaya guna mengatasi permasalahan  kualitas air permukaan dan air tanah di Kabupaten Sleman . Diantaranya melalui program Kali Bersih yang dilakukan setiap tahun di 17 Kapanewon, yang meliputi gerakan  kebersihan sungai, penyisiran sungai, pembinaan dan pemberian bantuan septictank, pembuatan IPAL komunal atau Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat  serta merti kali dan festival kali. “Selain itu Pemkab Sleman juga menggerakan Komunitas Sungai dan pembangunan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH),” jelasnya.

Danang juga menyebut bahwa  Pemkab Sleman terus mengupayakan pengelolaan sumber daya air melalui penanaman pohon, pengelolaan sungai, pengelolaan mata air, pembuatan sumur resapan, pembangunan embung dan pembangunan bendung. Hingga tahun ini, kata Danang, sumber daya air alami yang teridentifikasi ada sejumlah 70 sungai dan 373 mata air. Sedangkan sumber daya air buatan yang terbangun sejumlah 29 embung.

Sementara YB. Sukita Giri dari Komisi Pelestarian Keutuhan Ciptaan (KPKC) Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Pakem  mengatakan kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun sebagai salah satu wujud gerakan pastoral. Guna memperingati Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober mendatang,  tidak kurang dari 1000 bibit pohon yang akan ditanam di daerah hulu di lereng Merapi sebagai daerah penyangga air. “Ada beberapa jenis pohon, seperti beringin, gayam dan kelapa,” ungkapnya.