Bupati dan Wakil Bupati Sleman beserta jajaran Forkopimda lakukan pemantauan pelaksanaan Pemilihan Lurah (Pilurah) secara e-voting, Minggu (31/10). Pemantauan dibagi menjadi dua tim yang menyasar 10 kapanewon di Kabupaten Sleman.
Tim satu yang dipimpin oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo melakukan pemantauan di lima TPS. Adapun kelima lokasi tersebut yaitu TPS 14 Gondanglegi, Sariharjo, Ngaglik, TPS 50 Gejayan, Condongcatur Depok, TPS 43 Manisrejo, Maguwoharjo, Depok, TPS 6 Gangsiran, Madurejo, Prambanan serta TPS 23 Jetak, Sendangtirto, Berbah.
Dari pantauan yang dilakukannya, Kustini menyampaikan pilurah berjalan dengan lancar dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan sesuai dengan SOP. “Pilurah e-voting di laksanakan di 33 kalurahan di Kabupaten Sleman, e-voting memiliki keunggulan hasil keluar lebih cepat, akurat dan transparan,” ujarnya.
Kustini berpesan siapapun lurah yang terpilih dalam pilurah ini agar dapat diterima oleh semua masyarakat. “Siapapun yang terpilih adalah pilihan rakyat, tetap Bersatu untuk bersama-sama membangun kalurahan,” tambahnya.
Rombongan kedua yang dipimpin Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa meninjau pelaksanaan Pilurah di daerah Sleman bagian Barat meliputi, TPS 22 di Sendangadi Mlati, TPS 24 Margomulyo Sayegan, TPS 12 Sumbersari, TPS 14 Sendangagung Minggir dan TPS 8 Banyurejo Tempal.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyampaikan pada pemilurah tahun 2021 ini diikuti oleh 33 kalurahan dengan jumlah pemilih 322.433, yang tersebar di 871 tps, serta 104 calon lurah berkompetisi. Dari hasil pantaun Wakil Bupati dan rombongan di Sleman bagian barat pelaksanaan e-voting Pilurah Kabupaten Sleman berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tahapan. Selain itu,  tingkat partisipasi masyarakat juga tinggi. “rata – rata hingga pukul 12 siang jumlah pemilih yang berpartisipasi sudah mencapai 70 %, kami optimis targer partisipasi masyarakat tercapai sehingga tidak ada penambahan waktu,” tambahnya.
Menurut Danang dengan metode e-votting ini sangat efektif dan cepat. “rata  – rata dari hasil pantauan kami pemilih hanya membutuhkan waktu 2 sampai 5 menit sudah selesa, sehingga ini tentu juga tidak menimbulkan kerumunan,” tambahnya.
Kedepannya ia mengatakan, metode ini tidak menutup kemungkinan dapat diterapkan dalam pemilihan umum lainnya, seperti pemilihan calon legislatif dan lainnya.
Nandar, salah satu lansia di TPS 43 Manisrejo, Maguwoharjo, Depok mengaku sangat mendukung Pilurah e-voting ini. Sebagai seorang lansia Nandar mengaku kurang mengikuti perkembangan teknologi, namun baginya hambatan tersebut tidak menjadi masalah. Penggunaan metode e-voting menurutnya sangat mudah hanya menekan atau menyentuh layar monitor sesuai gambar calon lurah pilihan.
“Kalau yang dulukan harus mencoblos dan membaca dulu mas, kalau sekarang enak tinggal milih di layar. Kalaupun kesulitan petugas juga siap membantu dengan penjelasan yang mudah dipahami,” ujarnya.