Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo melakukan peninjauan penyelenggaraan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang diikuti oleh siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Kabupaten Sleman, Senin (4/10). Tinjauan tersebut dilakukan di tiga lokasi yaitu SMPN 2 Depok, SMP Diponegoro Depok dan SMPN 3 Depok.
Dalam tinjauan tersebut, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan bahwa penyelenggaraan ANBK bagi jenjang SMP di wilayah Kabupaten Sleman telah menyesuaikan ketentuan Kementerian Pendidikan yaitu penerapan protokol kesehatan Covid 19 dan pembatasan jumlah siswa sebanyak 15 siswa dalam ruang kelas.
“Pelaksanaan ANBK sudah menyesuaikan ketentuan yang ditetapkan, dari pantauan kami setiap kelas hanya terdapat 15 siswa tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.” Jelas Kustini.
Kustini menuturkan sebanyak 119 SMP  terdiri dari Sekolah Negeri dan Swasta di wilayah Sleman secara serentak menyelenggarakan ANBK. Seluruh Sekolah tersebut sebelumnya telah diverifikasi terkait kesiapan penyelenggaraan ANBK.
Di hari yang sama, peninjauan pelaksanaan ANBK juga dilakukan oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Tinjauan tersebut dilakukan di SMP 1 Mlati, SMPN 3 Mlati dan SMP Al-Azhar. Dari hasil pantauan tersebut, Danang Maharsa menyebut seluruh pelaksanaan dapat berjalan lancar dan menyesuaikan ketentuan yang ditetapkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman Ery Widaryana menjelaskan terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jenjang SMP akan dimulai usai penyelenggaraan ANBK selesai. Dijelaskan dari 161 sekolah jenjang SMP/MTs total siswa 16.633 yang  mengikuti sampling ANBK dari 119 sekolah sebanyak 6.140 siswa dan cadangan 568 siswa.
“PTM di masa transisi Sleman mulanya dimulai pada 4 Oktober 2021. Namun karena bertepatan dengan pelaksanaan ANBK, maka akan difokuskan terlebih dahulu ANBK. Setelah itu langsung dilanjutkan PTM,” jelas Ery.
Ery menyebut PTM akan diselenggarakan secara bertahap melalui serangkaian evaluasi sebagai bentuk kehati-hatian Pemerintah Kabupaten Sleman sehingga tidak menimbulkan adanya klaster sekolah. Selain itu, Ery juga menuturkan bahwa untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) juga akan mulai PTM dengan  melakukan sampel 5 SD di setiap Kapanewon.
“Jenjang SD baru akan mulai (PTM) minggu depan itupun secara sampling 5 Sekolah per-Kapanewon,” jelasnya.