Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, membuka acara Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Sleman Tahun 2021, Kamis (25/3), bertempat di hotel Grha Sarina Vidi, Jl. Magelang km 8, Sendangadi, Mlati, Sleman. Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman ini bertujuan untuk menekan angka stunting demi menciptakan generasi yang berkualitas di Kabupaten Sleman.

Pada acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Pernyataan Komitmen Penanggulangan Stunting Terintegrasi. Pernyataan ini berisi tiga poin, diantaranya optimalisasi peran para stakeholder dalam upaya penurunan angka stunting, melakukan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi seperti intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif, serta kampanye perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pernyataan komitmen ini ditandatangani oleh Bupati Sleman, Ketua DPRD Sleman, Ketua TP PKK Sleman, Kepala OPD terkait, Perguruan Tinggi, perwakilan Ormas, perwakilan organisasi profesi, LSM, perwakilan panewu dan perwakilan lurah.

Bupati Sleman, Kustini mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah yang sangat strategis dalam menciptakan generasi penerus yang unggul dan berkualitas. Sebab, menurutnya upaya mencetak dan mempersiapkan generasi yang berkualitas ini tidaklah mudah. Maka butuh sinergitas dari seluruh pihak serta upaya-upaya yang terintegrasi.

Namun jika melihat data, Kustini menyebutkan angka stunting di Sleman terus mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2018 angka prevalensi stunting di Sleman mencapai 11 %. Pada tahun 2019 angka prevalensinya turun mencapai  8,38 %. Kemudian pada tahun 2020 turun lagi menjadi 7,24 %.

“Meskipun terus mengalami penurunan kita tidak boleh lengah dalam mengatasi stunting”, ujarnya.

Lebih lanjut Kustini mengatakan Rembuk Stunting ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting kabupaten/kota terintegrasi. Selain itu juga mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi.

“Penyelenggaraan Rembuk Stunting ini dalam jangka pendek diharapkan dapat menghasilkan komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh sejumlah pihak terkait”, kata Kustini.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, menyebutkan bahwa upaya pencegahan stunting merupakan prioritas dalam pembangunan di suatu daerah, baik pembangunan secara umum ataupun pembangunan kesehatan. Maka diperlukan komitmen dari semua sektor terkait. Joko juga mengatakan bahwa permasalahan stunting bukanlah permasalahan kesehatan semata. Namun terjadinya kasus stunting juga disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah jumlah atau kualitas pangan dan kesalahan pola asuh yang mengakibatkan pola makan yang salah.

“Maka dalam upaya pencegahannya tentu melibatkan banyak pihak”, ungkap Joko.

Joko menjelaskan bahwa Rembug Stunting saat ini merupakan tahapan ke tiga dari 8 aksi Intervensi penurunan stunting terintegrasi. Adapun d