Saat ini fenomena La Nina lemah hingga moderate sedang terjadi di wilayah Indonesia dan dampaknya juga dirasakan masyarakat DIY. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta, Reni Kraningtyas saat melakukan audiensi dengan Bupati Sleman, Rabu (14/10/2020).

“Dengan fenomena alam La Nina yang berdampak pada penambahan intensitas curah hujan akan menambah terjadinya potensi bencana hidrometrologi,” jelas Reni saat melakukan audiensi di Kantor Bupati Sleman.

Reni mengatakan potensi bencana dari La Nina yaitu angin kencang, banjir dan tanah longsor. Menurutnya, pihaknya memprediksikan awal musim hujan di wilayah DIY  terjadi di wilayah Kabupaten Sleman bagian barat dan utara serta Kabupaten Kulon Progo bagian utara.

“Pada wilayah tersebut awal musim hujan diprediksikan dimulai pada Oktober dasarian II hingga Oktober dasarian III. Wilayah terakhir yang memasuki musim hujan pada November dasarian I adalah wilayah Gunungkidul,” ujarnya.

Reni menambahkan bahwa musim hujan yang saat ini mulai berlangsung, ditambah fenomena La Nina akan menambah intensitas curah hujan hingga 40%. Musim hujan di Wilayah DIY sendiri puncaknya diprediksikan pada bulan Januari hingga Februari 2021.“Peningkatan curah hujan ini berdampak menimbulkan potensi bencana. Kami berharap pemerintah daerah dapat mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi,” tambah Reni.

Menghadapi fenomena tersebut, Bupati Sleman, Sri Purnomo menghimbau masyarakat di Kabupaten Sleman agar tidak panik namun tetap waspada. Ia juga telah berkoordinasi dengan OPD terkait untuk mengantisipasi dampak dari fenomena La Nina.

“Kami menginstruksikan OPD terkait, diantaranya seperti DPUPKP untuk membersihkan parit-parit dan memastikan saluran air ke embung yang ada di Sleman berfungsi dengan baik. Hal ini untuk antisipasi jika hujan lebat terjadi, air dalam jumlah besar dapat tertampung dan tidak menimbulkan banjir,” jelasnya.

Selain itu Sri Purnomo juga menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman untuk menginventarisir pohon-pohon  rawan tumbang untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. “Kami juga berkoordinasi dengan BMKG untuk memberikan informasi wilayah potensi longsor pada Pusdalop BPBD Kabupaten Sleman  untuk melakukan langkah antisipasi meminimalisir kerugian materi dan mengupayakan keselamatan warga Kabupaten Sleman,” tambahnya.