Bupati Sleman Sri Purnomo bersama dengan Gubernur Bank Indonesia melaksanakan panen cabai perdana di Pondok 1, Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Minggu (22/9). Cabai yang dipanen itu, merupakan lahan hasil binaan program corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah DIY bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kab. Sleman dalam memfasilitasi Demonstration Plot (Demplot) di lahan seluas 7 hektar. Pemanfaatan teknologi pertanian dilakukan melalui penerapan sistem Irigasi Drip dan penggunaan Pupuk Hayati yang berkerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan Program Sosial BI kepada Kelompok Tani Sido Makmur dan Taruna Bumi berupa embung seluas 645 m2, Balai Lelang Cabai, serta peluncuran aplikasi website menejemen pasar lelang ‘Panenin’.

Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya menyambut baik dibangunnya embung di Dusun Pondol 1 Wonolelo, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak tersebut. Ia berharap dengan kehadiran embung  tersebut dapat memberikan semangat baru kepada para petani. Tentu guna mempermudah para petani untuk meningkatkan produksinya. “Dengan embung ini diharapkan dapat memperpanjang waktu panen, meski sedang musim kemarau para petani tetap dapat berproduksi di musim kemarau dengan sama baiknya seperti  di musim penghujan,” katanya.

Sementara itu Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapnya bahwa Bank BI selalu terus berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan diantaranya dengan peningkatan kapasitas ekonomi pelaku UMKM dan mengurangi tekanan inflasi pada produk komuditas bahan pokok dalam hal ini cabai. “Mangingat cabai adalah produk komoditas bahan pokok, selain itu harga cabai masih lumayan bagus, yakni kisaran 35 ribu, dan jika panen besar 15 ribu, maka dipilihlah cabai Program Pengembangan Klaster ini di Dusun Pondok 1 Wonolelo ini,” katanya.

Iapun berharap dengan dibangunnya embung yang merupakan Program Sosial BI tersebut, dapat membantu meningkatkan produktivitas warga.“Embung yang dibangun dengan luasan sekitar 700 m2 tersebut diharapkan mampu mengairi kurang lebih 50 hektar,” katanya. Ia juga berpesan kepada para petani untuk selalu bersedekan dari hasil yang didapat, agar manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas.