Desa Sendangmulyo Dikukuhkan Menjadi Sentra Industri Anyaman Bambu
Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Industri dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman kembali mengukuhkan sentra industri anyaman bambu, Senin (16/9), di Dusun Pakelan, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Sleman. Pengukuhan dilakukan oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun.
Menurutnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peran yang sangat penting bagi laju perekonomian daerah. Dikatakan pula bahwa keberadaan UMKM memiliki hubungan yang positif dalam mengurangi kemiskinan serta penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sleman. Jumlah UMKM di kabupaten Sleman saat ini, kata Sri Muslimatun, ada kurang lebih 37.000 UMKM. “Jumlah yang besar ini jika tidak didukung dengan pengelolaan yang baik, tentu tidak akan memberikan dukungan terhadap kemajuan ekonomi daerah”, ucap Sri Muslimatun.
Lebih lanjut Wakil Bupati Sleman mengimbau para pelaku industri anyaman bambu untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi. Di era modern seperti saat ini, lanjutnya, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat pemasaran yang efisien. Menurutnya dengan memanfaatkan teknologi pelaku usaha dapat lebih mudah memasarkan produknya serta melakukan transaksi dengan konsumen. “Selain itu saya harap pelaku UMKM di Kabupaten Sleman mulai mengenal dan menerapkan aplikasi pembayaran digital”, tuturnya.
Sementara Sekretaris Disperindag Sleman, RR. Mae Rusmi Suryaningsih, melaporkan bahwa kegiatan membuat kerajinan bambu merupakan rutinitas warga Desa Sendangmulyo yang dilakukan secara turun temurun sejak puluhan tahun yang lalu. Hingga saat ini ada sekitar 258 pengrajin bambu yang ada di Desa Sendangmulyo. Ia juga menuturkan setelah pengukuhan ini pihaknya akan memberikan pendampingan, diantaranya terkait pengembangan desain kerajinan bambu. “Karena jika desain kerajinan lebih variatif, kaum milenial atau generasi ketiga dari pelaku usaha ini akan tertarik untuk melanjutkannya”, ujar Mae.
Saat ini produk kerajinan bambu di Desa Sendangmulyo terdiri dari barang-barang keperluan sehari-hari, seperti tampah, tumbu, topi caping, besek, kandang ayam, dsb. Beberapa warga menjadikan usaha kerajinan bambu ini sebagai pekerjaan sampingan, dan biasanya dilakukan saat malam hari. Untuk penjualannya, warga mengaku sudah ada pelanggan tetap yang akan mengambil barang tersebut untuk kemudian dijual lagi.
Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan arahan dari pihak BPD DIY dan BPJS. Acara pengukuhan diakhiri dengan tinjauan proses pembuatan kerajinan bambu oleh Wakil Bupati Sleman. Sebelumnya Wakil Bupati Sleman juga mengukuhkan sentra industri anyaman bambu di Dusun Sorominten, Desa Sendangarum, Kecamatan Minggir pada hari Kamis (12/9) lalu.