Bupati Sleman, Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun laksanakan Shalat Idul Adha bersama dengan ribuan masyarakat Kabupaten Sleman di Lapangan Denggung, Minggu (11/8). Imam sekaligus khotib dalam pelaksanaan shalat iIul Adha di Lapangan Denggung tersebut yaitu Dr.Kintoko yang merupakan Pimpinan Pesantren Tahfidz Entrepreneur Abdurahman Ali juga Direktur Kantor Urusan Bisnis dan Inovasi UAD.
Jamaah shalat idul adha di Lapangan Denggung mulai berdatangan sejak pukul 06.00 WIB dan memulai pelaksnaan shalat idul adha pada pukul 07.00 WIB. Usai melaksnaakan shalat, seluruh jamaah tampak khusyuk mengikuti khutbah. Dr. Kintoko dalam khutbahnya mengajak jamaah untuk mempererat silaturahmi dan saling menjaga antar sesama manusia.
“Ada nasihat Rasulullah saw kepada kita yaitu diantaranya kita diperintahkan untuk menjaga darah, harta, dan kehormatan sesama. Tak boleh saling menumpahkan darah. Haram saling merampas harta, terlarang saling menodai kehormatan sesama,” ujarnya. Terkait dengan momen ibadah haji, Dr. Kintoko juga mengisahkan bagaimana Nabi Ibrahim dengan sepenuh keimanan tanpa sedikitpun keraguan untuk menunaikan perintah Tuhannya. Menurutnya, kisah tersebut membuktikan bahwa untuk keyakinan kepada Tuhannya, tidak hanya harta yang menjadi pengorbanan.
“Karena itu, dengan mengambil ibrah dan keteladanan berupa cinta, ketaatan dan pengorbanan Nabiyullah Ibrahim as dan Rasulullah saw mari kita raih pertolongan Allah SWT,” katanya. Sementara itu, Dalam kesempatan tersebut juga Bupati Sleman, Sri Purnomo berkenaan dengan hari raya idul adha dirinya mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan terhadap pelaksanaan menyembelih hewan kurban. “Hari ini umat muslim merayakan hari raya idul adha dan melakanakan penyembelihan hewan kurban setelah shalat ied.
\Kami berpesan khususnya kepada masyarakat Sleman dalam menyembelih hewan kurban untuk menjaga kebersihan. Di samping secara syar’i ada ketentuannya, juga perlu diperhatikan kotoran atau bagian-bagian yang akan dibuang jangan dibuang di sungai,” ujarnya. Menurutnya, bagian-bagian yang tidak dimanfaatkan dari hewan kurban jika dibuang sembarangan di sungai, dapat menyebabkan pencemaran. “Kita mulai dengan kebersihan. Jagalah alam kita agar masyarakat sehat dan tidak ada pencemaran dari sisa penyembelihan,” ujar Sri Purnomo.