Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya meningkatkan kapasitas kelembagaan warga masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, Kabupaten Sleman hingga pertengahan tahun 2019 ini telah memiliki 8.318 orang terlatih dalam hal penanganan bencana.

“Untuk kegiatan penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana di tahun 2019 salah satunya adalah wajib latih penanggulangan bencana,” tutur Joko dalam Gladi Lapang Wajib Latih Penanggulangan Bencana di Desa Margoagung, Seyegan pada Rabu (26/6/19).

Menurutnya, kegiatan wajib latih tersebut sebagai langkah Pemkab Sleman untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Kegiatan ini juga dilakukan untuk meningkatkan peran serta warga msyarakat khususnya kelompok rentan dalam pengelolaan sumber daya dalam meminimalisir resiko bencana.

Acara tersebut juga dihadiri Staf Ahli Bupati Sleman Bidang Pemerintahan dan Hukum, Mustain Ainun yang mengukuhkan Tim Wajib Latih Penanggulangan Bencana Desa Margoagung.

Gladi lapang wajib latih penanganan bencana tersebut menurut Mustain merupakan salah satu upaya untuk melakukan persiapan dalam menghadapi terjadinya bencana. Ia menjelaskan bahwa saat ini Kabupaten Sleman telah memiliki 46 tim wajib latih desa.

Mustain juga mengatakan bahwa  kegiatan di Desa Margoagung ini merupakan salah satu bentuk edukasi tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana bagi masyarakat. “Selain itu pelaksanaan gladi ini juga sebagai langkah penyamaan persepsi dan mematangkan koordinasi antar instansi terkait penanganan bencana,” kata Mustain.

Dalam acara tersebut Mustain mengajak masyarakat dalam menghadapi bencana saat ini jangan hanya bersikap responsif namun sudah menuju preventif yaitu dengan pengelolaan resiko bencana.