Bupati Sleman, Sri Purnomo, kukuhkan Desa Selomartani sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB), Minggu (17/3), di Lapangan Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman. Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Sosial DIY bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman ini dalam rangka HUT Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke 15.

Sri Purnomo berharap dengan pengukuhan Desa Selomartani sebagai KSB masyarakat memiliki kesiapsiagaan dan ketrampilan dalam mengurangi risiko ketika terjadi bencana. Menurutnya hal tersebut sangat penting, mengingat Kabupaten Sleman memiliki berbagai macam potensi bencana alam.

“Kabupaten Sleman ini punya tujuh potensi bencana, diantaranya erupsi gunung berapi, banjir, gempa bumi, puting beliung, kekeringan, tanah longsor dan kebakaran. Kecuali tsunami, karena kita jauh dari laut.  Maka masyarakat harus punya kesiapan dalam menghadapi ancaman bencana”, ucapnya.

Maka menurut Sri Purnomo bencana alam sudah menjadi bagian dari kearifan lokas masyarakat Sleman . Sehingga membentuk KSB di Kabupaten Sleman terbilang mudah. Karena masyarakat Kabupaten Sleman sudah cukup akrab dengan berbagai macam bencana di wilayahnya.

“Ini adalah model penanggulangan bencana berbasis masyarakat,” jelasnya.

Sementara Drs. Untung Sukaryadi, MM selaku Kepala Dinas Sosial DIY mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat dalam mengahadapi bencana tidak hanya untuk orang dewasa saja, namun harus ditanamkan sejak dini. Setidaknya anakanak tersebut dapat melindungi dirinya sendiri ketika terjadi bencana.

“Maka kami ada Tagana Masuk Sekolah. Ditanamkan mulai dari PAUD sampai mahasiswa. Nanti juga ada Tagana Masuk Kampus”, ungkapnya.

Hadir pula pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Pakualam X. Ada sebanyak 50 warga Desa Selomartani dikukuhkan sebagai relawan KSB. Kegiatan diakhiri dengan Sarasehan dengan pembicara dari Kemnterian Sosial RI, Margo Wiyono, Kepala DInas Sosial DIY, dan Bupati Sleman. Saat ini di DIY ada sebanyak 50 KSB yang telah dikukuhkan. Sedangkan di Kabupaten Sleman ada 12 KSB.