Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman kembali kukuhkan Tim Siaga Bencana Sekolah. Kali ini pengukuhan dilakukan kepada Tim Siaga Bencana Sekolah SD Muhammadiyah Mantaran dalam kegiatan Gladi Lapang yang diselenggarakan di lapangan Sekolah SD Muhammadiyah Mantaran, Kamis (31/1/19).

Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Hukum Setda Kabupaten Sleman, Mustai’n Aminun kepada 30 anggota Tim Siaga Bencana Sekolah yang terdiri dari berbagai komponen yaitu masyarakat, pelajar (Siswa), guru dan wali murid.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman, Henry Dharma Wijaya mengatakan pengukuhan Tim Siaga Bencana Sekolah ini merupakan upaya BPBD Sleman dalam penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana tahun 2019. Mengingat Kabupaten Sleman memiliki resiko ancaman bencana diantaranya erupsi gunung merapi, banjir, puting beliung, tanah longsor dan beberapa bencana lainnya.

“BPBD Sleman berusaha mengimplementasikan dengaan mensinergikan berbagai elemen yaitu Pemerintah, Masyarakat, dan pengusaha agar bisa terwujud masyarakat Sleman yang tanggap, Tangkas, dan Tangguh dalam menghadapi bencana.” katanya.

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Hukum Setda Kabupaten Sleman, Mustai’n Aminun dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahawa dengan dikukuhkannya Tim Siaga Bencana Sekolah di SD Muhammadiyah Mantaran sebagai sekolah siaga bencana, di Kabupaten Sleman hingga saat ini terdapat 57 Sekolah dengan predikat sebagai Sekolah Siaga Bencana.

“Pada tahun 2019 Kabupaten Sleman ditargetkan akan ada tambahan sebanyak 8 Sekolah Siaga Bencana dan tambahan sebanyak 8 Desa Tanggung Bencana. Sehingga pada tahun 2019 ini nantinya di Sleman aka nada 63 Sekolah Siaga Bencana dan 53 Desa Tangguh Bencana,” tuturnya.

Lebih lanjut,  Mustain juga mengatakan bahwa edukasi kepada masyarakat, termasuk para siswa sekolah secara berkesinambungan sangatlah penting untuk dilakukan mengingat Kabupaten Sleman merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai bencana.

“Bencana memang tidak dapat dihentikan tetapi dapat kita minimalisir dampaknya,”katanya.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Sleman, pada tahun 2018 tercatat 11 kejadian bencana banjir, 38 kejadian bencana tanah longsor, 64 kejadian angin kencang, 11 kejadian bencana petir dan 1 kejadian bencana kekeringan.