Drama Gambang Stunting Meriahkan Peringatan Hari Gizi Ke 59
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-59 tahun 2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sosialisaikan pentingnya gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan dalam upaya penanggulangan stunting kepada masyarakat Sleman di lapangan Denggung, Minggu (27/1/19).
Sosialisasi tersebut dikemas melalui pagelaran drama tematik yang mengusung tema “Gerakan Ayo Menimbang Cegah dan Atasi Stunting (Gambang Stunting) serta dengan mengkampanyekan makan buah dan sayur.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo sosialisasi yang dikemas dengan menarik ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia.
“ Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 diketahui bahwa pervalensi balita stunting dan kurus masih tinggi di Indonesia yaitu balita stunting sebanyak 30,8% dan balita kurus 6,7%. Sedangkan di Kabupaten Sleman tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita stunting 11,00%, balita gizi kurang 7,32% dan balita kurus 3,97 % dimana secara statistik, angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017,” jelasnya.
Joko Hastaryo menyebut, dalam ragka mengatasi permasalahan gizi tersebut, salah satu prioritas pembangunan kesehatan Indonesia dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 adalah perbaikan gizi khusunya stunting.
Stunting ini terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebbabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat yang mengakibatkan kegagalan pertumbuhan, kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit, dan daya saing rendah.
“Maka sejalan dengan upaya mengatasi permasalahan gizi tersebut, pada peringatan Hari Gizi Nasional ini, Dinas Kesehatan Sleman bekerjasama dengan PERSAGI DPC Kabupaten Sleman memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan ini (pagelaran drama tematik). Kami juga kampanyekan makan buah dan sayur, konsultasi gizi, serta pemerikasaan kesehatan (tensi, IMT, gula darah) sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit menular,” papar Joko Hastaryo.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun yang berkesempatan hadir serta turut andil dalam drama tematik tersebut menilai bahwa penyelenggaraan kegiatan sosialisasi dan edukasi penanggulangan stunting dan pencegahannya ini sangatlah penting.
“Ini (sosialisasi dan edukasi) penting sekali, mesikpun stunting di Kabupaten Sleman sudah sangat rendah dibandingkan dengan angka nasional, tetapi mempertahankan kalau perlu zero stunting di Kabupaten Sleman.” Kata Sri Muslimatun usai mengikuti drama tematik.
Lebih lanjut, Sri Muslimatun menuturkan bahwa untuk pencegahan stunting bisa dilakukan dengan cara menimbang setiap bulan dan yang paling pentinh yaitu pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
“Stunting ini bisa dicegah melalui periksa minimal 4 kali di Puskemas atau pelayanan kesehatan dan menimbang setiap bulan di Posyandu dengan membawa buku KIA karena nantinya akan ditulis timbangannya. Setiap bulan harus naik timbangannya. Kalau tidak naik, maka akan dilakukan konseling gizi supaya bayi yang dilahirkan tidak stuntin,” jelas Sri Muslimatun.