Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen penuh dalam upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit Deman Berdarah. Kasus DBD pada tahun 2018 di Kabupaten Sleman mengalami penurunan, hingga bulan Oktober terdapat 97 kasus dan tidak ada korban meninggal kasus demam dengue. Angka tersebut turun sebesar 88%  dibanding periode yang sama pada tahun 2016 yang mencapai 880 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dr. Novita Krisnaeni, M.Ph Hal tersebut tidak lepas dari program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)dan  peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang ada di Sleman, ia berharap program tersebut rutin dilaksanakan tiap minggunya untuk melakukan pemantauan jentik kerumah – rumah. Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman juga melakukan kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dalam menginisiasi penggunaan bakteri alami Wolbachia untuk menghambat perkembangan  virus dengue di dalam tubuh nyamuk betina sehingga telur yang dihasilkan tidak lagi mengandung virus demam berderah. Telur ini yang kemudian disebar ke rumah penduduk.  “Meski masih dalam taraf penelitian, namun menurutnya hasil penelitian tersebut diharapkan nantinya bisa menjadi rujukan dalam upaya pengurangan kasus demam berdarah di Sleman,” katanya.

Guna meningkatkan upaya penanggulangan DBD, Dinas Kesehatan Sleman melakukan kaji banding ke Dinkes Kota Semarang. Kota Semarang dianggap  telah berhasil menurunkan angka korban DBD secara signifikan dengan kerjasama lintas sektor yang kuat. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Sleman secara bertahap akan mengadopsi sejumlah metode yang diterapkan di Kota Semarang.  “Kita akan adopsi yakni, meningkatkan kordinasi dan keterlibatan lintas sektor, dukungan eksekutif dan legislatif, serta melakukan sosialisasi ke sekolah – sekolah terkait penggunaan kamar mandi kering,” tambahnya. Kedepannya Hal tersebut diharapkan mampu menurunkan kasus DBD di Kabupaten Sleman. Selain itu, Kedepannya, Dinkes Sleman akan membuat Peraturan Daerah terkait DBD. “Saat ini kita masih menyusun Rencana Anggaran Daerah-nya dulu,” kata Novita.