Menjelang H-8 lebaran harga sembako masih stabil dan relatif normal. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dalam kegiatan pantauan harga sembako dan makanan mengandung bahan berbahaya bersama  Badan Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman di Pasar Gentan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Kamis (7/6/2018).

Ia mengatakan hanya beberapa bahan sembako yang mengalami peningkatan seperti  beras naik sebesar 0,68%, Cabe merah keriting naik 4,51%, daging ayam kampung naik 1,72%. Namun Sri Muslimatun mengatakan kenaikan tersebut masih dalam batas wajar dan terkendali dikarenakan tingkat kenaikan belum mencapai 10%.

Ia kemudian memaparkan beberapa bahan sembako yang stabil dan ada yang mengalami penurunan seperti telur turun kisaran harga Rp 20.000,-.

“Gula,  minyak goring, tepung terigu, daging sapi tidak naik,” kata Sri Muslimatun.

Ia berharap dengan kegiatan pemantauan tersebut agar harga bahan sembako terkendali dan jika ditemukan menggunakan bahan berbahaya bisa terpantau.

“Hal ini menjamin agar bahan makanan yang dikonsumsi aman,” kata Sri Muslimatun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tri Endah Yitnani mengatakan menjelang leberan stok sembako maupun elpiji aman. Ia mengatakan kenaikan dikarena permintaan yang tinggi, namun pihaknya dapat menjamin jika stok tercukupi hingga menjelang lebaran.  ia melanjutkan jika harga sudah melewati 10% pihaknya akan melakukan tindakan ke sumber – sumber bahan sembako.

Sementara itu Kepala Badan Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) DIY Dra. Sandra Linthin mengatakan masih ditemukannya produk makanan berbahaya seperti formalin dan Rhodamin B di pasar tradisional.

“ikan teri nasi dari Pasar Bringharjo mengandung formalin, cucur, dan kerupuk sermier ketela merah mengandung rodamin diperoleh dari Kulonprogo.” kata Sandra.

Sandra mengatakan makanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut bukan berasal dari pasar Gentan dan pedagang mendapatkan produk tersebut dari sales.

“Pedagang pasar gentan hanya menjual, semua bahan berbahaya yang didapati berasal dari luar pasar,” jelasnya.

Dari temuan tersebut selanjutkan BBPOM dan petugas pasar akan terus memantau sales – sales yang membawa ikan teri  hingga mengetahui produsen awalnya.

Selanjutnya produk yang ditemukan terindikasi bahan berbahaya akan di tarik dan pedagang akan diberikan peringatan dan penyuluhan tentang produk yang mengandung bahan berbahaya.