Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status aktifitas Gunung Merapi dari tingkat Normal menjadi Waspada, Senin (21/5) pukul 23.00 WIB. Peningkatan status Normal menjadi Waspada tersebut disebabkan terjadinya letusan freatik disertai gempa vulkanik tektonik serta gempa tremor yang berulangkali.

Fungsional Penyelidikan Bumi BPPTKG Yogyakarta, Subandrio menjelaskan bahwa peningkatan status Merapi menjadi waspada ini dimaksudkan agar semua pihak dapat bersiap lebih awal, “Peningkatan status ini harus disikapi secara proporsional, dalam artian tidak perlu berlebihan tapi juga jangan sampai lengah. Warga belum perlu mengungsi, tapi harus meningkatkan kewaspadaan,” jelas Subandrio dalam rapat koordinasi di Posko Utama Pakem Pusdalops BPBD Sleman, Kecamatan Pakem, Selasa (22/5).

Dalam hal ini juga BPPTKG Yogyakarta memberikan beberapa rekomendasi yaitu kawasan Gunung Merapi untuk sementara ditutup dari kegiatan pendakian. Selain itu juga BPPTKG merekomendasikan agar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dikosongkan dari segala bentuk aktivitas penduduk.

Lebih lanjut Subandrio juga menaruh perhatian lebih kepada informasi yang tersebar di media sosial. Pasalnya terdapat beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan informasi yang tidak valid (hoax) terkait kondisi Gunung Merapi.

“Mohon agar arus informasi bisa dikendalikan dengan baik, harus mengantisipasi hoaks yang bisa menimbulkan kepanikan,” jelasnya seraya mencontohkan ada beberapa kabar bohong berupa gambar erupsi gunung Sinabung beberapa waktu lalu yang dikabarkan sebagai erupsi Gunung Merapi saat ini.

Sedangkan Bupati Sleman, Sri Purnomo yang juga hadir sekaligus memimpin rapat koordinasi peningkatan status Waspada tersebut menghimbau kepada seluruh jajarannya serta stakeholder untuk terus waspada dan siaga 24 jam. “Setelah pulang kantor, ponsel jangan dimatikan. Sudah cukup pengalaman erupsi 2010 menjadi pengalaman menyedihkan kita. Kita hidup bersahabat dan berdampingan dengan Merapi, tapi jangan lengah,” ungkapnya.

Sri Purnomo juga menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman tengah mempersiapkan antisipasi terhadap akses transportasi, kegiatan wisata, kebutuhan pengungsi, dan kegiatan belajar mengajar. Hingga saat ini tidak ada perintah mengungsi dan kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan seperti biasa. Adapun kegiatan sekolah (yang sedang menjalani ujian), petugas gabungan BPBD Sleman, BPBD DIY, Satpol PP, dan Basarnas mensiagakan mobil di beberapa sekolah dasar sebagai bentuk antisipasi dan kewasapadaan.