Bupati Sleman Rabu (9/5) meresmikan beroperasinya pasar Prambanan yang ditandai dengan pengguntingan buntal, penandatanganan prasasti dan peninjauan lokasi. Serta launching aplikasi pemantauan harga pangan yang bertujuan untuk memberikan informasi harga komoditas pangan yang dikonsumi secara real time untuk meminimalisir disparitas harga. Turut hadir dalam acara ini Dubes RI untuk Finlandia dan Estonia Wiwik Setyawati Firman, Ketua DPRD Sleman, Ketua Tim Penggerak PKK Sleman, Sekda Sleman, Assekda, Kepala Dinas dan Instansi terkait.

Tri Endah Yitnani, Kepala Dinas Perindag Sleman dalam laporannya menyampaikan untuk tahun 2017 telah selesai melaksanakan revitalisasi 6 pasar tradisional yakni Pasar Tegalsari, Pasar Kalasan, Pasar Gentan, Pasar Sleman Unit I, Pasar Klitikan dan Pasar Prambanan. Revitalisasi pasar tersebut menggunakan dana APBN, APBD DIY dan APBD Sleman. Dengan total dana mencapai 176 M, meliputi APBD Sleman Rp 127 M , APBD DIY Rp 17M dan untuk pembebasan tanah Rp 32 M,

Untuk penataan pedagang pasar menempati kembali ke bangunan baru di Pasar Tegalsari, Pasar Kalasan, Pasar Gentan dan Pasar Sleman Unti I telah selesai dilaksanakan bulan Februari dan Maret 2018. Sedangkan penataan di pasar Prambanan sudah dimulai dengan proses sosialisasi dan pengundian tempat dasaran sejak 11 April dan pada tahap 1 telah menempatkan pedagang sejumlah 1.760 dan sisanya masih dalam proses verifikasi.

Endah menandaskan intinya pedagang pasar Prambanan lama semua akan tertampung di Pasar Prambanan yang baru. Sementara itu untuk pembagian dagangan lantai I untuk komoditas kering seperti pakaian, konveksi, asesoris, counter HP, emas, dan aneka spare part. Untuk Lantai II diperuntukkan untuk dagangan basah meliputi sayur, buah, daging, bumbu dapur, dan lainnya.  Untuk lantai III khusus dagangan yang dijual secara borongan/grosir, untuk kulakan para pedagang krombong. Sedangkanuntuk  lantai IV digunakan untuk tempat parkir dan masjid yang dilengkapi dengan kafe dan warung makan dengan latar belakang Candi Prrambanan.

Ke depan untuk lantai IV ini akan dikoordinasikan dengan TWC yang akan diisi untuk pasar kerajinan/cinderamata dan akan dibuat kereta gantung dari Candi Prambanan, Pasar Prambanan, Candi Ratu Boko dan Tebing Breksi yang diharapkan mampu menarik para wisatawan.

Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI dalam sambutannya menyampaikan  Keberadaan pasar tradisional di wilayah Sleman harus terus diupayakan, dipertahankan, dan dikembangkan. Bagi masyarakat  di Kabupaten Sleman, pasar tradisional tidak hanya untuk sekadar tempat transaksi belanja tetapi juga untuk menjajakan hasil produksi masyarakat dan melakukan interaksi sosial. Dengan revitalisasi ini, diharapkan Pasar Prambanan Baru ini menjadi lebih kondusif, bersih, rapi, sehat, tertib, dan aman, sehingga mampu menarik pembeli dan memberikan keuntungan lebih bagi para pedagang serta menambah laju perputaran roda perekonomian di wilayah Kecamatan Prambanan.

Keberadaan Pasar Prambanan Baru ini tentunya diharapkan dapat menjadi sarana masyarakat untuk  mengembangkan aktivitas ekonomi produktif, bahkan dapat mendukung keberadaan wilayah Prambanan yang merupakan salah satu kawasan wisata di Kabupaten Sleman. Kepada para pedagang diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menciptakan Pasar Prambanan Baru ini bisa menjadi contoh bagi pasar-pasar lainnya. “Saya berpesan kepada semua pihak, baik pembeli, pedagang, dan masyarakat untuk merawat pasar ini, sehingga senantiasa bersih dan sehat,” kata Bupati.