Bupati Sleman Resmikan Bantuan Program Sosial Bank Indonesia
Bupati Sleman, Sri Purnomo, meresmikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Kamis (22/2). Bantuan PSBI tersebut meliputi 3 klaster, yaitu klaster Susu Kambing Etawa di Kecamatan Turi, Klaster Cabai di Kecamatan Ngemplak dan Klaster Tanaman Hias dan Buah di Kampung Flory.
Dalam acara tersebut, Sri Purnomo berterima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan DIY yang telah memberikan bantuan terkait pertanian, pangan, dan perikanan di Kabupaten Sleman. Ia berharap dengan program dan kegiatan ini bisa menjadi inspirasi maupun contoh dalam mewujudkan kepedulian yang nyata kepada masyarakat. “Dengan Pemberian bantuan dan dukungan ini menjadikan petani khususnya semakin sejahtera,” kata Sri Purnomo.
Sri Purnomo menghimbau dengan adanya pasar lelang ini petani bisa lebih mudah menjual langsung produknya karena petani bisa memperpendek rantai penjualan sehingga dapat mengendalikan inflasi di Kabupaten Sleman. “Kita tahu cabai adalah penyumbang inflasi tertinggi, namun ketika harga cabai tiba – tiba rendah, petani masih bisa di untungkan dengan adanya pasar lelang ini sehingga petani bisa langsung jualan dengan cara terbuka,” jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan Bank Indonesia sebagai bank sentral turut menjaga nilai rupiah dengan mengendalikan inflasi dan nilai tukar rupiah. Ia melanjutkan langkah yang diambil Bank BI yaitu memberikan bantuan fisik ataupun program – program pembangunan kepada UMKM unggulan yang ada di Sleman.
“Kami berharap program yang diberikan BI DIY ini mampu mendukung pengembangan ekonomi daerah khususnya komoditas penyumbang inflasi dan produk unggulan daerah di Kabupaten Sleman sekiranya dapat mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan,” kata Budi.
Menurutnya, BI di daerah bekerjasama dengan pemerintahan daerah mengelola hasil produksi, menciptakan standar kualitas, hingga pemasaran. Harapan kedepan agar produktifitas cabai di Sleman terus meningkat sehingga dapat terus menjaga kestabilan harga.
Heru Saptono Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman dalam laporannya menuturkan bahwa klaster cabai budi daya produktifitas meningkat 10-15 persen dibandingkan sebelumnya. “Lebih membanggakan yaitu penjualan cabai melalui satu pintu dengan sistem lelang sehingga memotong rangkaian pemasaran dan ada peningkatan harga sekitar 2rbu hingga 5ribu rupiah perkilo gram,” terangnya.