Pemkab Sleman Sosialisasikan Penanggulanagn Stunting Secara Dini Pada Peringati Hari Gizi Ke-58
Dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional ke-58, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyelenggarakan Sosialisasi Penanggulangan Stunting secara dini di Aula Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (25/1).
Kepala Bagian (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sleman, Bambang Suharjana menjelaskan bahwa latar belakang diselenggarakannya sosialisasi tersebut dikarenakan masih adanya permasalahan gizi yang terdapat di Kabupaten Sleman maupun nasional dalam hal ini stunting.
“Hasil riset kesehatan dasar nasional adanya bayi stunting ini masih menunjukan angka yg tinggi. Di tingkat di nasional sekitar 37,2%. Sedangkan di sleman masih terdapat permasalahn terkait stunting data terakhir 11,9%,” papar Bambang.
Selain itu, Bambang juga mengatakan bahwa sosialisasi ini merupakan salah satu upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan stunting secara dini. “Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan komitmen dan bekerjasama lintas sektor ditingkat Kabupaten Sleman, baik di lingkup Kecamatan Desa dan selanjutnya meningkatkan keterlibatan praktisi kesehatan dan non kesehatan serta mitra pembangunan dalam penurunan stunting,” tuturnya.
Meskipun demikian, Bambang menyebut bahwa permasalahan gizi (stunting) di Kabupaten Sleman pada tahun 2017 mengalami penurunan. “Pada tahun sebelumya (2015-2016) rata-rata berkisar 12% kasus stunting ini. Artinya ini sudah ada penurunan lagi dengan perikiraan sekitar 6000 balita mengalami stunting,” ungkap Bambang.
Nutrisionis Dinkes Sleman, Sri Mujianto memaparkan sejumlah balita penderita stunting terdapat di lima kecamatan di Sleman yaitu, Minggir, Sayegan, Moyudan, Prambanan dan Kalasan. “Saat ini kita baru mulai analisis mengapa terjadi di 5 kecamatan tersebut,” katanya.
Menurut Mujianto, beberapa faktor dapat menjadi penyebab terjadinya permasalahan gizi di suatu daerah. Seperti kemiskinan yang sangat erat kaitannya dengan permasalahan tersebut. “sebenarnya banyak sekali faktornya, bisa kemiskinan, pola asuh, pendidikan, dan kita belum tahu faktor mana yang paling berpengaruh,” jelas Mujianto.
Sedangkan Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun dalam sambutannya menjelaskan bahwa permasalahan stunting ini tidak bisa diselesaikan oleh pihak tertentu saja namun, membutuhkan dukungan lintas program dan lintas sektoral. “Oleh karenanya saya mengajak seluruh pihak terkait untuk dapat bersama-sama menekan kasus stunting serta permasalahan gizi lainnya di Kabupaten Sleman dengan cara berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan sosial masyaralat sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.” Ujarnya.
Selain itu, Muslimatun juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, terutama para ibu yang sedang menanti kehamilan dan yang sedang menjalani masa kehamilan untuk dapat menjaga dan memenuhi nutrisi selama hamil agar dapat menimimalisir kemungkinan permasalahan gizi. “Edukasi ini juga diharapkan berlanjut pada masa pemberian asi eksklusif 6 bulan serta makanan pendamping asi yang sesuai dengan standar World Health Organization (WHO) sehingga harapannya masyarakat, khususnya para ibu teredukasi,” katanya.