Bupati Sleman Sri Purnomo mengajak  aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Sleman meninggalkan pengunaan  gas subsidi elpiji 3 kg dan beralih ke gas elpiji non subsidi Bright Gas 5,5 kg.  Ajakan ini bukan tanpa alasan, sebab  elpiji 3 kg hanya diperuntukkan  bagi masyarakat kurang mampu. Padahal  ASN bukan termasuk kategori  yang menerima subsidi tersebut.

“Elpiji 3 kg itu untuk golongan kurang mampu.  Bila ASN masih membeli elpiji bersubsidi tentu tidak pas,” kata Sri Purnomo  saat deklarasi pengunaan  LPG Non Subsidi, di Halaman Unit I Pemkab setempat, Jumat (5/1).

Untuk itu, Sri Purnomo mengharapkan ASN dapat melaksanakan deklarasi tersebut. Termasuk meminta  pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD)  selalu  mengingatkan kepada jajarannya.  Diantaranya dengan menanyakan  ASN itu sudah beralih ke gas elpiji non subsidi atau  belum saat apal rutin setiap senin.

“Saya berharap ASN  konsisten.  Oleh sebab itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari para aparatur negara.  Nanti di koperasi  pegawai  pemerintah kabupaten Sleman (KP2KS) juga akan disediakan,” tegas Sri Purnomo

Menurutnya, dengan beralihnya pengunaan gas elpiji non subsidi tersebut dapat membantu program pemerintah menjaga ketersediaan gas subsidi dengan harga yang telah ditetapkan.  Sebab jika masih memakai gas elpiji subsidi, selain tidak tepat sasaran, juga sering menyebabkan adanya kelangkaan elpiji subsidi.

“Karena itu, ASN harus terus didorong, sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat kategori mampu untuk tidak mengunakan gas elpiji subsidi,” tandasnya.

Marketing Branch Manager Pertamina area DIY-Surakarta, Dodi Prasetyo menyambut baik dengan adanya deklarasi tersebut.  Menurutnya, Pemkab Sleman merupakan daerah ketiga di DIY  yang menghimbau ASN untuk meninggalkan elpiji 3 kg dan beralih ke non subsidi Bright Gas 5,5 kg.

“Dengan deklarasi ini kami harapkan ASN  menjadi role model bagi masyarakat mampu untuk mengunakan gas elpiji non subsidi,” harapnya.

Dodi menjelaskan  masyarakat  DIY yang sudah mengunakan gas non subsidi bright gas, 5,5 kg tercatat ada  20% dari total penduduk  dan  tahun 2018 ditargetkan menjadi 30%. Karena itu, semua  daerah di DIY diharapkan melaksanakan deklarasi ini sehingga dapat mengurangi subsidi pemerintah.

Dodi menambahkan bahwa Bright Gas 5,5 kg lebih aman karena dilengkapi dengan fitur teknologi katup ganda atau Double Spindle Valve System (DSVS) . Teknologi ini dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung. Fitur ini hampir sama dengan teknologi yang digunakan dalam benang pengaman uang kertas dan dokumen-dokumen berharga lainnya.

“Lebih nyaman karena produk ini sangat praktis digunakan. Berat kosong tabung hanya 7,1 kg dan total berat termasuk isi hanya sekitar 12,6 kg, produk ini lebih ringan dari segalon air mineral. Bright Gas 5,5 kg dijual dengan harga yang lebih terjangkau di masyarakat,” paparnya.

Dalam acara deklarasi ini juga diadakan lomba masak nasi goreng bagi ASN perwakilan masing-masing OPD di Lingkungan Pemkab Sleman.