Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Sleman yang terus meningkat harus diikuti dengan ketersediaan persediaan air minum yang memadai dan hunian yang layak huni. Topik tersebut dibahas pada seminar bertajuk Kajian Pembangunan Tahun 2017 oleh Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman di Aula Setda lantai III, Kamis (7/12).

Ir . Dwi Anta Sudibyo, MT selaku Kepala Bidang Pembangunan Setda Kabupaten Sleman menuturkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman telah mampu menyediakan air minum untuk 98,77% masyarakat di Kabupaten Sleman. “Kita sudah ada program untuk mencapai ke 100 persen, itu masuk program 100-0-100. Semoga kekurangannya yang sekitar 1,3 persen bisa tercapai di tahun 2019 yang akan datang,” kata Dwi.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman juga menunjukkan peningkatan dalam cakupan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Sleman. Pada bulan Juli 2014 PDAM Kabupaten Sleman mampu melayani 10,94% penduduk Sleman, kemudian meningkat 11,87% pada Agustus 2015. Meskipun sempat menurun pada Juli 2016 menjadi 11,69%, namun cakupan layanan PDAM Kabupaten Sleman Kembali meningkat menjadi 15,58% pada Juli 2017.

PDAM Kabupaten Sleman memberikan perhatian terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebagai sasaran utamanya. Layanan tersebut adalah akses terhadap air minum yang layak minum bagi MBR. Adapun kriteria yang digunakan PDAM Kabupaten Sleman untuk menentukan MBR adalah daya listrik yang tersambung di rumahnya.

Sementara itu terkait permasalahan perumahan di Kabupaten Sleman, Dibyo mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman tengah mengalami dilema. Menurutnya, di satu sisi banyak pengembang bisnis perumahan yang mengincar investasi di Kabupaten Sleman. Namun di sisi lain, lanjutnya, apakah konsumen yang membeli perumahan tersebut merupakan penduduk asli Kabupaten Sleman atau bukan. “Banyak orang dari luar Sleman yang menyekolahkan anaknya di Sleman, lalu beli rumah di Sleman. Nyicil, pas anaknya lulus rumahnya lunas,” papar Dibyo.

Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber dari Magister Ekonomi Pembangunan (MEP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gajah Mada (UGM), Amirullah Setya Hardi, Ph.D dan Bintang Prasojo. Acara tersebut juga dihadiri oleh peserta sebanyak 40 orang dari berbagai instansi terkait.