Bupati Sleman, Sri Purnomo bersama Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X meninjau kawasan terdampak bencana yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim pengaruh Siklon Tropis Cempaka , Kamis (30/11), di Dusun Klaci, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Akibat bencana tersebut bahu jalan sepanjang lebih dari 10 meter mengalami longsor terkena luapan air sungai.

Sri Purnomo mengaku pihaknya tengah mengumpulkan data jumlah kerugian akibat cuaca buruk tersebut. Pemerintah Kabupaten Sleman, lanjutnya, telah mempersiapkan bantuan untuk masyarakat yang terdampak bencana, serta memperbaiki fasilitas umum yang rusak. “Ini kan data masih terus bertambah. Harapannya minimal siang nanti data yang masuk berapa (sudah bisa diketahui). Walaupun besok pasti ditambah lagi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sri Purnomo menghimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi kapan saja. Ia juga menyarankan masyarakat untuk menjauhi tempat yang dianggap bahaya. “Jangan sampai nanti timbul kerugian, timbul korban. Termasuk binatang peliharaan juga harus dievakuasi,” papar Sri Purnomo.

Senada dengan hal tersebut, Joko Supriyanto selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman juga berharap masyarakat tetap waspada meskipun bencana yang diakibatkan oleh badai Cempaka tersebut telah usai. Meurutnya musim hujan dengan cuaca ekstrim masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan. “Tetap kita himbau untuk siaga. Puncaknya musim hujan ini kan sampai sekitar Februari, meski musim hujannya mungkin sampai April. Jadi sampai bulan Februari diperkirakan masih akan terjadi hujan lebat disertai angina kencang,” ujarnya.

Hingga saat ini, Prambanan merupakan titik terparah di Kabupaten Sleman yang terkena bencana badai Cempaka tersebut. BPBD Sleman telah mengerahkan lebih dari 200 personilnya untuk melakukan evakuasi di Kecamatan Prambanan.