Sebanyak 24 kota/kabupaten yang terpilih di tahap pertama Gerakan Menuju 100 Smart City telah berhasil menyusun masterplan pengembangan smart city yang berisi berbagai program masing-masing daerah sampai 10 tahun ke depan dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. Selain masterplan, setiap daerah diwajibkan pula membuat program quickwin yang dapat segera dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah. Quick win bisa menjadi gambaran bagi masyarakat mengenai efektivitas program smart city.

Sebagai bentuk apresiasi kepada 24 kota/kabupaten yang telah menyelesaikan tahap pertama Gerakan Menuju 100 Smart City ini, pemerintah pusat menyelenggarakan acara Penutupan Tahap Pertama Gerakan Menuju 100 Smart City, Rabu (15/11) di Hotel Santika, Jakarta. Dalam penutupan ini, para pemimpin daerah termasuk Bupati Sleman mempresentasikan masterplan dan quick win yang sebelumnya telah disusun.

Dalam acara Penutupan Tahap Pertama Gerakan Menuju 100 Smart City ini, terdapat rangkaian acara lain, yakni pemberian penghargaan kepada 24 pemimpin kota/kabupaten yang telah menunjukkan komitmen untuk mendukung Gerakan Menuju 100 Smart City, termasuk kepada Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan bahwa program smart city ini merupakan program jangka panjang sehingga dibutuhkan komitmen dan konsistensi dari pemerintah daerah dalam mengawal program-program yang sudah disusun. “Program-program yang sudah kita laksanakan harus kita laksanakan terus. Dari tahun ke tahun kita kan sudah punya perencanaan yang tertuang dalam RPJMD, kita harus konsisten untuk melaksanakan. Kalau perlu nanti ditambahin di sana-sini supaya lebih baik lagi,” ungkap Sri.

Seperti diketahui, di tahun 2017 ini, Sleman telah merampungkan 5 quick win, yakni Satu Data UMKM, Smart Room, Lapor Sleman, Rumah Kreatif Sleman, dan Sleman Creative Space. Selain quick win ini, Kabupaten Sleman juga telah berhasil menyelesaikan masterplan pengembangan smart city. Lebih lanjut, Sri Purnomo menyampaikan bahwa sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman, masterplan pengembangan smart city ini akan ditetapkan dalam peraturan bupati. Dengan program smart city ini, Sri berharap pelayanan kepada masyarakat akan lebih inovatif, cepat, terukur, dan mudah.

“Makanya setiap OPD kan diminta untuk mengirimkan program-program kreatifnya apa, program-program inovatifnya apa, kemudian program-program terkait smart citynya apa. Ini kita dorong semuanya,” kata Sri Purnomo.

Gerakan Menuju 100 Smart City sendiri, dituturkan Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika, merupakan program bersama antara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kantor Staf Kepresidenan, yang bertujuan membimbing pemerintah kota/kabupaten dalam menyusun smart city masterplan. Rudiantara menyampaikan, dengan gerakan ini pemerintah kota/kabupaten diharapkan dapat lebih maksimal dalam memanfaatkan teknologi baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun dalam mengakselerasi potensi yang ada di masing-masing daerah. “Smart city bukan hanya soal teknologi tetapi bagaimana membuat cara baru untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat,” ungkap Rudiantara.

Rudiantara menambahkan, untuk memilih 24 kota/kabupaten di tahap pertama Gerakan Menuju 100 Smart City, pemerintah pusat memperhitungkan berbagai parameter, salah satunya Kemampuan Keuangan Daerah (KKD). “Liat dulu ruang fiskalnya, PADnya berapa, bedah APBDnya, itu sustainable atau tidak,” tutur Rudiantara. Menteri Kominfo ini menegaskan bahwa tanpa ruang fiskal yang berkelanjutan, smart city tidak akan berjalan mulus. Karenanya, tugas pemerintah adalah membuat ruang fiskal tersebut berkelanjutan.

Selain KKD, parameter lain yang dimasukan pemerintah adalah Daftar Kota/Kabupaten Berkinerja Tinggi, Indeks Kota Berkelanjutan, Indeks Kota Hijau, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan, serta Nawa Cita agar program ini merata di seluruh Indonesia.