Penanaman Modal di Sleman Alami Kenaikan
Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Sleman selama 5 tahun terakhir, baik investasi PMA, PMDN maupun Non PMA/PMDN mengalami peningkatan baik jumlah unit usaha maupun nilai investasi. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, Msi saat penandatangan MOU PMA/PMDN dengaan UKM di Rich Hotel Senin (30/10).
Pada tahun 2016 jumlah unit usaha PMA sebanyak 66 unit usaha dengan nilai investasi mencapai US$ 233.58 juta mengalami kenaikan sebesar 0,68% dibandingkan dengan nilai investasi tahun 2015 sebesar US$ 233,54 juta (0,017%). Kenaikan antara lain disebabkan adanya tambahan 9perusahaan PMA. Jumlah unit usaha PMDN pada tahun 2016 mencapai 60 unit usaha dengan nilai investasinya mencapai 3.370,88 Milyar Rupiah meningkat 6,70% dibandingkan dengan nilai investasi tahun 2015 sebesar 3.159,44 Milyar Rupiah.
Sementara dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, Kabupaten Sleman membuka diri untuk penanaman investasi. Potensi investasi di Kabupaten Sleman terdiri dari berbagai sektor/bidang. Potensi investasi di bidang pertanian meliputi komoditas hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan. Bidang pariwisata antara lain meliputi usaha wisata alam, wisata candi, museum, wisata olahraga, wisata pendidikan, wisata budaya, dan wisata agro. Bidang industri meliputi industri pengemasan, industri pengolahan, dan industri pengolahan bahan galian golongan C.
Pemerintah Kabupaten Sleman juga senantiasa mendukung investasi pengembangan usaha. Berbagai program kebijakan yang kami kembangkan adalah untuk menciptakan iklim usaha yang terbuka, kondusif dan aman. Berbagai regulasi telah kami siapkan untuk mendukung upaya ini seperti pola pengaturan pajak dan restribusi yang berimbang, yang tentunya sangat mendukung dunia usaha.
Sri Purnomo berharap dengan kemitraan dan penandatanganan MOU PMA/PMDN dengan UKM dapat mengangkat potensi-potensi yang ada di Kabupaten Sleman sehingga nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ”Sleman merupakan kawasan yang strategis sehingga berpeluang bagi pengembangan investasi dan juga memiliki prospek secara ekonomi karena menyimpan beragam potensi yang siap untuk digali dan dikembangkan. Oleh karena itu, Sleman sangat terbuka dan berpotensi bagi pengembangan usaha-usaha kreatif,” katanya.
Sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Sleman antara lain dari sub sektor bangunan, dan sub sektor perdagangan, hotel dan restoran khususnya bidang restoran. Perkembangan sub sektor ini dapat dilihat melalui semakin banyaknya investasi dalam sektor restoran / rumah makan dan pembangunan bangunan gedung serta ditunjang dengan pertumbuhan sub sektor jasa lainnya.
Sementara itu Kepala DPMPPT Sutadi Gunarto, SH.M.Hum, melaporkan bahwa tujuan temu kemitraan tersebut dalam rangka peningkatan kerjasama antara usaha besar PMA/PMDN dengan UKM, dengan prinsip saling memerlukan, saling menguatkan dan saling menguntungkan. Sedangkan kemitraan terdiri dari enam PMA/PMDN dan 15 UKM Kabupaten Sleman, yaitu Bank Sleman dengan 3 UKM, Bank BPD dengan 2 UKM, PT. Primisima dengan 5 UKM, Hotel Easpars dengan 2 UKM,Gendhis Bag dengan 2 UKM, Tosy Sentosa Parction dengan 1 UKM dan PT. Mirota KSM Inc, dengan 1 Usaha Menengah. Kerjasama ditandai dengan penandatangan MOU antara keenam PMA/PMDN dengan 15 UKM dan Kepala DPMPPT yang disaksikan Bupati Sleman.