Panen Raya, Kelompok Tani Sri Rejeki Lakukan Wiwit Budaya Tani
Kelompok tani Sri Rejeki melakukan panen raya demplot padi, Kamis (19/10)di Dusun Gedongan, Sinduadi, Mlati, kabupaten Sleman. yang dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun berserta pejabat dinas terkait.
Acara yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman, Camat Mlati, dan Kepala Desa Sinduadi, tersebut diharapkan mampu memotivasi para petani dalam memproduksi padi secara maksimal. Sehingga Sleman mampu mempertahankan predikatnya sebagai gudang berasnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam rangkaian acara tersebut juga dilakukan tradisi perayaan Wiwit Budaya Tani dan ubinan. Perayaan wiwit ini sebagai salah satu upacara awal memanen padi dan juga merupakan satu upaya menunjung kearifan lokal.
Wakil Bupati Sleman , Sri Muslimatun menyampaiakan bahwa perayaan wiwit sebagai salah satu kekayaan budaya yang patut dipertahankan agar tradisi dapat mengakar dalam budaya masyarakat serta dapat juga dinikmati oleh masyarakat dan generasi penerusa. “Perayaan ini masih dipertahankan oleh masyarakat Sleman sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang berlimpah”, jelasnya.
Dari waktu ke waktu upaya untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan yang sangat berat. Terlebih lagi luas lahan pertanian yang ada di Sleman dari tahun ke tahun semakin menyusut. Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya untuk meningkatkan inovasi dalam menjawab tantangan yang ada dalam pertanian. Selain itu juga meningkatkan, ketrampilan dan minat kelompok tani untuk menggunakan varietas yang unggul baru, pemupukan yang berimbang, penggunaan unsur hara mikro dan sistem tanam tajarwo (tanam, jajar, legowo)
Dalam panen tersebut demplot padi terbagi menjadi 2 yaitu, petak A merupakan kebiasaan atau perlakuan petani, dan petak B yagn merupakan perlakuan dengan sistem pola baru (demplot). Sehingga hasil akhir menunjukan perbedaan hasil produksi mencapai 3,7 kwintal. Dengan sampel 3 titik, dengan ukuran 2,5m x 2,5m. Petak A (kebiasan petani) menghasilkan 6,8 kwintal, sedangkan petak B (sistem pola baru) menghasilkan 10,5 kwintal.