Kecamatan Sleman menjadi penyaji terbaik dalam Festival Kethoprak 2017 tingkat Kabupaten Sleman yang diadakan di Lapangan Sendangagung, Minggir, Sleman 19-27 Agustus 2017. Penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Bupati Sleman pada penutupan acara tersebut, Minggu (27/8).

Ketiga dewan juri dalam festival tersebut memberikan nilai 1.275 pada Kecamatan Sleman yang menjadi nilai tertinggi mengalahkan 16 kecamatan lainnya. Penyaji terbaik kedua diraih Kecamatan Berbah (1.260), penyaji terbaik III Kecamatan Gamping (1.245), harapan I Kecamatan Minggir (1.230), harapan II Kecamatan Ngemplak (1185), harapan III Kecamatan Godean (1155). Sedangkan pembinaan terbaik diraih oleh Kecamatan Turi, Ngaglik, dan Cangkringan.

Untuk pemeran pembantu putri terbaik diraih kontingen Kecamatan Turi, pemeran pembantu putra diraih kontingen Kecamatan Berbah, sedangkan pemeran putra dan putri terbaik keduanya diraih kontingen Kecamatan Sleman. Untuk penata artistic terbaik diraih Kecamatan Gamping, penata busana terbaik Kecamatan Berbah, piñata iringan terbaik Kecamatan Sleman, dan sutradara terbaik diraih Kecamatan Berbah.

Kepala Dinas Kebudayaan Sleman HY Aji Wulantara menyampaikan bahwa untuk penyaji terbaik 1 memperoleh hadiah sebesar Rp10.000.000 penyaji terbaik 2 Rp7.500.000, penyaji terbaik 3 Rp6.000.000, penyaji terbaik 4 Rp.5.500.000,-, penyaji terbaik 5 Rp.4.000.000, penyaji terbaik 6 Rp.3.500.000,- dan penyaji pembinaan terbaik Rp3.000.000. Kegiatan ini menurutnya sebagai wujud kepedulian dan perhatian Pemkab Sleman terhadap kelestarian kehidupan seni tradisional khususnya kethoprak. Batasan usia yang diberikan dengan ketentuan usia peserta maksmial 40 tahun menurutnya agar memunculkan seniman seniwati kethoprak baru melalui even tersebut.

Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya even tersebut. Selain sebagai ajang memunculkan generasi penerus seniman seniwati kethoprak, festival tersebut menjadi ajang hiburan bagi masyarakat. Antusias dan respon masyarakat selama kegiatan festival tersebut berlangsung sangat tinggi. Hal tersebut terpantau dari banyaknya penonton baik warga sekitar maupun sebagian dari Kulonprogo yang menyaksikan acara tersebut dari awal hingga akhir pelaksanaan. “Melalui kegiatan ini kita harapkan dapat nguri-uri budaya sekaligus memberikan hiburan pada masyarakat”, kata Sri Purnomo.