Sleman Fashion Festival 2017 Ajang Adu Kreatifitas dan Inovasi Batik Sleman
Puncak acara Sleman Fahion Festival (SFF) tahun 2017 yang dilaksanakan di Lapangan Brahma Komplek Candi Prambanan, pada Minggu (13/7) malam berlangsung semarak. Sebanyak 21 desainer lokal dan luar Sleman unjuk gigi menampilkan karya terbaiknya pada acara yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih menyampaikan bahwa selain fashion show, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pemberian Kreatif Award 2017. “Kreatif award dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi para kaum muda untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatif di dalam mengembangkan batik Sleman dan lurik Sleman menjadi produk fashion”, jelasnya.
Pada SFF 2017 ini produk fashion yang dilombakan adalah desain busana dan produk pendukung fashion yaitu tas serta lomba fotografi. Untuk desain busana menggunakan bahan batik dan lurik Sleman difokuskan pada busana casual dengan tema ‘Play and Fun in Java Mood’. Jumlah peserta yang mengikuti lomba ini mengalami peningkatan baik kuantitas dan kualitas rancangan dibanding tahun sebelumnya.”Jumlah rancangan busana yang masuk pada tahun ini sejumlah 36 karya, namun yang masuk penilaian hanya 28 karena 8 karya tidak sesuai dengan tema yang ditetapkan. Sedangkan lomba kreasi tas berbahan dasar batik dan lurik diikuti oleh 9 peserta”, kata Sudarningsih.
Sudarningsih menambahkan bahwa sebelum fashion show , rangkaian SFF 2017 diawali dengan 6 kali workshop yang diselenggarakan oleh Pokja Fashion Kadin Indonesia. Workshop tersebup membahas perkembangan dan teknologi pewarna alami, tampil prima percaya diri, photography, pentingnya hak kekayaan intelektual bagi Pencipta, digitalisasi pemasaran industry lifestyle, serta menuju industry pedesaan yang mandiri.
Sementara itu Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang hadir dalam acara tersebut berharap agar Sleman Fashion Festival Ke-3 ini tidak berhentihanya sampai disitu saja, karena pelestarian dan pengembangan seni kain batik dan lurik membutuhkan partisipasi nyata dari masyarakat dalam bentuk rasahandarbeni dan semangat untuk mengenalkan serta mepromosikan kepada wisatawan domestik maupun Luar Negeri.
”Saya mengharapkan agar para pelaku fashion, pengusaha, dan pengrajin kain batik dan lurik untuk terus berkarya menunjukkan kreatifitas dan inovasinya. Dengan terus berkarya, berkreasi dan berinovasi, maka seni batik dan lurik yang menjadi kekayaan masyarakat Sleman dapat terus eksis di tengah masyarakat”, kata Muslimatun.
Dalam lomba desain busana pada SFF 2017 tersebut juara I diraih oleh Suci Ermawati (Gunungkidul) mendapatkan uang pembinaan Rp 5.000.000,-, juara II Himma Roskhiana (Magelang) mendapatkan uang pembinaan Rp 4.000.000,-, juara III Luk-luk Atul (Sleman) mendapatkan uang pembinaan Rp 3.000.000,-. Sedangkan untuk lomba kreasi tas juara I diraih oleh Wurandika (Sleman) mendapatkan uang pembinaan Rp 4.000.000,-, juara II diraih Dewi Isnaini (Yogyakarta) mendapatkan uang pembinaan Rp 3.000.000,-, dan juara III Nadia Sellynda (Sleman) mendapatkan uang pembinaan Rp 2.000.000,-.