Dinas Kebudayaan Sleman Gelar Lomba Macapat Tingkat SMA/Sederajat
Lomba macapat Kabupaten Sleman tingkat SMA/sederajat yang berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (27/7) didominasi peseta perempuan. Dari total 71 peseta siswa SMA, 60 orang diantaranya adalah perempuan.
Kepala Dinas Kebudayaan HY.Aji Wulantoro,SH.Hum dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan program kerja Bidang Peninggalan Budaya Nilai dan Tradisi Dinas Kebudayaan. “Dalam lomba ini ada tembang macapat wajib yaitu Sekar Dandanggula, sekar Pilihan Sinom Ginonjing dan Durmo Kawin”, kata Aji.
Sedangkan tujuan tujuan lomba tersebut menurutnya sebagai wahana beraktifitas bagi siswa dalam bidang sastra khususnya macapat serta menumbuh kembangkan minat dan bakat para siswa pada seni sastra macapat. Lomba macapat menyediakan total hadiah uang pembinaan sebesar Rp. 16,5 Juta, bagi juara 1, 2, 3 dan harapan 1, 2 dan 3.
Bupati Sleman dalam sambutannya yang dibacakan Mustain Aminun, SH, M. Si, selaku Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum mendukung penyelenggaraan lomba yang bekerjasama dengan Paguyuban Macapat ‘Sekar Manunggal Sleman Sembada’. “Setiap daerah memiliki sebutan dan cengkok yang berbeda-beda dalam membawakan seni tembang tersebut, masyarakat jawa menyebut seni tembang atau kidung sebagai macapat”, kata Bupati.
Bupati menambahkan bahwa melalui lomba macapat ini diharapkan masyarakat di Sleman, khususnya generasi muda mengenal lebih dalam makna karya sastra leluhur tersebut yang di Jawa disebut ”Serat” berisikan sejarah (babad), ramalan (jangka), pepali, wewarah, petunjuk pedoman hidup. Sehingga diharapkan semakin termotivasi untuk lebih mengenal sekaligus melestarikan budaya jawa. Penyelenggaraan lomba ini juga mendukung program pemerintah untuk menjadikan kecamatan sebagai pusat pelestarian budaya masyarakat. Olah karena itu lomba macapat ini perlu dipertahankan dan diselenggarakan secara rutin.
Lomba ini juga mendapat perhatian khusus dari pelaku seni kawakan Anik Sunyahni. Dirinya berharap penyelenggaraan lomba tersebut dapat digelar secara rutin mengingat generasi muda penerus dibidang macapat mulai pudar. “Saya sangat prihatin karena generasi penerus dibidang macapat mulai berkurang dan jarang. Saya menyambut baik diselenggarakannya lomba ini sebagai media regenerasi yang dapat memunculkan sinden atau waranggono baru”, kata Anik.