Tukar Pengalaman Penanganan Bencana Gunung Berapi, Walikota Kagoshima Kunjungi Sleman
Walikota Kagoshima Jepang, Mori Hiroyuki beserta jajarannya melakukan kunjungan ke Kabupaten Sleman pada 25-26 Juli 2017. Kunjungan tersebut bertujuan untuk saling bertukar pengalaman terkait penanganan mitigasi bencana letusan gunung berapi yang sama-sama dimiliki kedua kota tersebut. Walikota Jepang mengunjungi Museum Gunung Merapi dan tampak antusias menanyakan segala hal mengenai erupsi gunung merapi, dampak dan penanganan pasca erupsi merapi kepada petugas maupun kepada Kepala BPPD Sleman yang menyertai kunjungan.
Walikota selanjutnya mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Merapi di Kaliuran dilanjutkan ke Petilasan Rumah Mbah Marijan di Kinahrejo Umbulharjo Cangkringan. Ditempat ini Walikota diterima Camat Cangkringan dan Juru Kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo (Asih putra Mbah Marijan). Juru Kunci Merapi ini juga menceriterakan pengalamannya saat-saat erupsi Merapi, proses pengungsian, menceritakan kondisi pasca erupsi, relokasi di Hunian sementara, sampai di mendapatkan Hunian tetap dan akhirnya dapat kembali pulih menjalankan aktivitas sehari-hari. Ditempat ini hadir pula Tagana dan para relawan serta ditampilkan simulasi proses penanganan korban erupsi Merapi oleh para relawan dan PMI. Dan Walikota menyambut antusias simulasi penanganan yang diperagakan dan menjadi pelajaran berharga yang akan juga diterapkan di Jepang karena di Kagoshima juga memiliki gunung Sakura yang karakteristiknya sama dengan Gunung Merapi.
Malam harinya Bupati Sleman menyambut Walikota Jepang dengan menggelar gala dinner di Pendopo Rumah DInas Bupati Sleman dan disuguhi tarian Puji Astuti dan Bambangan Cakil serta menyaksikan film Maha Guru Merapi. Dilakukan pula tukar menukar cindera mata dari kedua belah pihak Bupati Sleman dan Walikota Jepang.
Di hari kedua Walikota Jepang diterima di Aula Lantai III Pemkab Sleman dan Sri Purnomo dalam sambutannya mengatakan penanganan bencana letusan gunung Merapi yang pernah terjadi tahun 2010 lalu dianggap baik, baik ketika bencana terjadi ataupun pasca bencana. Korban bencana Merapi, lanjut Sri Purnomo, mampu bangkit pasca bencana dalam waktu satu tahun saja. Ia mengatakan dalam pemulihan perekonomian, Pemerintah Kabupaten Sleman menekankan pada kearifan lokal pada aspek memberdayakan masyarakat, dan mengembalikan mata pencaharian masyarakat seperti sebelum terjadi bencana tersebut. Selain itu, masih menurut Sri Purnomo, Pemerintah Kabupaten Sleman juga memberikan bantuan usaha produktif melalui kelompok ekonomi yang produktif
“Selain itu kami juga menata kembali objek pariwisata yang ada di lereng merapi, salah satunya Lava and Volcano Tour”, imbuh Sri Purnomo.
Sementara itu, Sumadi, SH, MH selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman menuturkan baik Sleman ataupun Kagoshima memiliki kekurangan dan kelebihan dalam upaya. Menurut Sumadi, Pemerintah Kagoshima sangat terkesan dengan semangat gotong royong para korban Merapi sehingga mampu bangkit secara ekonomi ataupun dari trauma dengan cepat. Namun, masih menurut Sumadi, Pemerintah Kabupaten Sleman juga harus belajar beberapa hal kepada Pemerintah Kagoshima yang telah memanfaatkan system informasi online dengan baik.
“Ini sesuai dengan visi kita untuk menyejahterakan masyarakat berbasis IT pada 2021. Nah ini akan kita kembangkan juga system informasi tentang mitigasi bencana ini”, ungkap Sumadi.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan balasan dari Walikota Kagoshima setelah terlebih dahulu Bupati Sleman berkunjung ke Kagoshima pada tahun 2013 lalu pada acara IAVCEI 2013 (International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth’s Interior). Acara tersebut merupakan pertemuan asosiasi para ahli gunung api dari seluruh dunia. Sebagaimana diketuhi bersama bahwa Sleman memiliki gunung berapi aktif yaitu gunung Merapi, Kagoshima juga memiliki gunung Sakurajima yang merupakan gunung berapi yang sangat aktif di kotanya.