Sampah bisa dianggap sebagai potensi apabila dikelola secara profesional. Namun bisa juga menjadi masalah bila kita tidak mampu mengelolanya. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun pada peringatan Hari Peduli Sampah di seputaran lapangan Pemda Sleman,  Jum’at, 24 Februari 2017 .

Muslimatun menyampaikan bahwa menyikapi permasalahan sampah dibutuhkan sinergistas dan upaya bersama dari seluruh pihak, baik pemerintah, swasta/perusahaan, dunia pendidikan dan masyarakat serta stakeholder lain yang berperan sebagai subjek maupun objek dalam permasalahan ini. Salah satunya dapat dimulai dengan mengelola sampah melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yaitu mulai mengelola sampah dengan mengurangi timbunan sampah terutama sampah Plastik, misalnya, dengan beralih menggunakan tas ramah lingkungan saat berbelanja. Memilah sampah menjadi sampah organik dan an organik. Agar pengelolaan sampah selanjutnya dapat lebih mudah, sampah organik bisa dibuat compos sebagai media tanam sedangkan sampah an organik bisa di manfaatkan untuk kerajinan atau bisa dijual. Terakhir, untuk residu sampah dapat dibuang ke TPA dengan memanfaatkan pelayanan pengangkutan UPT kebersihan Dinas Lingkungan Hidup  sehingga tidak membuang sampah disembarang tempat.
Lebih lanjut Wakil Bupati Sleman menyampaikan bahwa sebagai salah satu Kabupaten di DIY dengan jumlah penduduk yang padat, sampah menjadi tantangan yang memerlukan perhatian lebih. Tercatat, bahwa total sampah Kabupaten Sleman perhari bila dihitung dari jumlah penduduk Kab. Sleman adalah kurang lebih 2.500 m3 perhari, namun jumlah ini yang tentu dapat lebih besar bila dihitung dari aktivitas yg terjadi di Sleman karena merupakan tujuan wisata dan pendidikan. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman bahwa sampah yang disalurkan melalui armada truk ke TPA setiap harinya baru mencapai 319.56 m3
Kepala Dinas Lingkungan  Purwanto Hidup Sleman  menyampaikan bahwa Hari Peduli Sampah Nasional diperingati setiap tanggal 21 Februari, tema peringatan hari peduli sampah di Sleman yakni ‘Mari kita wujudkan Sleman yang bersih dari sampah untuk menjamin kualitas lingkungan sehat’. Menurutnya peringatan hari peduli sampah di Kabupaten Sleman dilaksanakan beberapa kegiatan yakni gropyok sampah yang dilaksanakan warga masyarakat Karangasem, Gempol Condongcatur Depok yang berhasil mengumpulkan sampah satu dum truk penuh. Selain itu juga dilakukan bersih-bersih Kaliurang oleh Perkumpulan Yogyakarta Green and Clean, 25 & 26 Februari 2017 dengan kegiatan edukasi sampah, sosialisasi bank sampah, clinik ecobrick, pameran daur ulang sampah, garuk sampah gunung dan lomba menggambar.
Sedangkan di lapangan Denggung Minggu, 26 Februari 2017 juga  dilaksanakan bersih-bersih alun-alun Denggung yang diprakarsai oleh PT Pos Indonesia PC Yogyakarta. Menurut Purwanto, kegiatan itu dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat, mulai dari pribadi, komunitas dan seluruh komponen pemangku kepentingan dalam mengelola sampah untuk mewujudkan Kabupaten Sleman yang bersih dan sehat.
Purwanto menambahkan bahwa  saat ini Sleman telah memiliki 202 kelompok pengelola sampah hingga tingkat RT, keberadaan kelompok-kelompok pengelola sampah ini dapat menjadi pioner dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat sekaligus dapat menjadi motivasi bagi perubahan perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah di wilayahnya masing-masing. Disamping itu, berbagai upaya terkait permasalahan sampah juga telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman diantaranya adalah melakukan pembinaan pengelolaan sampah rumah tangga melalui sosialisasi dan pelatihan, penyediaan sarana dan prasarana meliputi pengadaan kompartemen, komposer, mesin pencacah organik,  5 truk amrol,  transfer depo, 29  truk sampah, 14 tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3 R dan beberapa TPS yang tersebar di wilayah Sleman serta penegakkan Perda No 4 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Wakil Bupati Sleman dalam kesempatan tersebut juga meninjau pameran kerajinan hasil daur ulang sampah oleh kelompok pengelola sampah mandiri di Kabupaten Sleman. Meliputi miniatur vespa dari bahan kaleng bekas, tas serta aneka bunga & Vas bunga, plastik sebagai media menanam tanaman di pot bunga, serta reaktor pengolah sampah plastik menjadi solar oleh PSM Rejosari Jogotirto Berbah.