Mengantisipasi peredaran makanan yang mengandung zat berbahaya, Pemkab Sleman bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY dan lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perindag, Dinas Pertanian dan lintas sektor lainnya melakukan kegiatan terpadu pengawasan kandungan zat berbahaya pada makanan. Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan bahwa pada tahun 2016 lalu  sudah melakukan pengawasan terpadu sebanyak empat kali.
“Dari pengawasan tersebut kami temukan 21 makanan yang mengandung zat berbahaya seperti rhodamin B, formalin, dan boraks. Makanan2 tersebut kami tarik dan tidak boleh beredar di masyarakat”, jelas Sri Purnomo dalam acara aksi sosial peduli obat dan makanan yang merupakan aksi nyata  dari Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) dalam rangka hari jadi ke 16 BPPOM yang diselenggarakan di Lapangan Denggung, Minggu (26/2).
Kepala BBPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni dalam acara tersebut memberikan apresiasinya terhadap komitmen Bupati Sleman beserta jajarannya yang telah cukup aktif bersinergi dalam pengawasan obat dan makanan. “Dukungan yang baik dari lintas sektor terus kami harapkan demi keberhasilan system pengawasan obat dan makanan di DIY”, kata Ayu.
Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak demi keberhasilan system pengawasan obat dan makanan di DIY, dalam acara tersebut juga mengukuhkan sinergi kemitraan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM. Perjanjian kerjasama tersebut menurut Ayu dimaknai sebagai perwujudan peningkatan kerjasama dalam hal meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam memilih produk obat dan makanan yang aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu.
Melalui pesan-pesan edukatif yang disampaikan dalam aksi sosial tersebut, Ayu mengajak masyarakat untuk ikut terlibat aktif melindungi diri dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan. “Konsumen cerdas selalu melakukan cek KLIK yaitu kemasan, label, ijin edar dan kadaluarsa”, tambahnya.
Dalam acara tersebut BBPOM juga membawa mobil laboratorium keliling yang digunakan untuk melakukan sampling makanan yang dijual di sekitar area acara berlangsung. Dari hasil sampling pada 13 jenis makanan ditemukan 1 jenis bahan makanan berupa terasi yg mengandung rhodamin B.

Mengantisipasi peredaran makanan yang mengandung zat berbahaya, Pemkab Sleman bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY dan lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perindag, Dinas Pertanian dan lintas sektor lainnya melakukan kegiatan terpadu pengawasan kandungan zat berbahaya pada makanan. Pada tahun 2016 sendiri Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan bahwa sudah melakukan pengawasan terpadu sebanyak empat kali.“Dari pengawasan tersebut kami temukan 21 makanan yang mengandung zat berbahaya seperti rhodamin B, formalin, dan boraks. Makanan2 tersebut kami tarik dan tidak boleh beredar di masyarakat”, jelas Sri Purnomo dalam acara aksi sosial peduli obat dan makanan yang merupakan aksi nyata  dari Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) dalam rangka hari jadi ke 16 BPPOM yang diselenggarakan di Lapangan Denggung, Minggu (26/2).

Kepala BBPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni dalam acara tersebut memberikan apresiasinya terhadap komitmen Bupati Sleman beserta jajarannya yang telah cukup aktif bersinergi dalam pengawasan obat dan makanan. “Dukungan yang baik dari lintas sektor terus kami harapkan demi keberhasilan system pengawasan obat dan makanan di DIY”, kata Ayu.  Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak demi keberhasilan system pengawasan obat dan makanan di DIY, dalam acara tersebut juga mengukuhkan sinergi kemitraan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM. Perjanjian kerjasama tersebut menurut Ayu dimaknai sebagai perwujudan peningkatan kerjasama dalam hal meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam memilih produk obat dan makanan yang aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu. Melalui pesan-pesan edukatif yang disampaikan dalam aksi social tersebut, Ayu mengajak masyarakat untuk ikut terlibat aktif melindungi diri dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan. “Konsumen cerdas selalu melakukan cek KLIK yaitu kemasan, label, ijin edar dan kadaluarsa”, tambahnya.

Dalam acara tersebut BBPOM juga membawa mobil laboratorium keliling yang digunakan untuk melakukan sampling makanan yang dijual di sekitar area acara berlangsung. Dari hasil sampling pada 13 jenis makanan ditemukan 1 jenis bahan makanan berupa terasi yg mengandung rhodamin B.