Kabupaten Sleman berdasarkan kondisi geografisnya memiliki 7 potensi ancaman bencana seperti erupsi Gunung Merapi, banjir, puting beliung/angin kencang, tanah longsor, kekeringan, kebakaran, dan gempa. Berdasarkan kondisi tersebut Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, M.SI dalam acara Gladi Lapang Sekolah Siaga Bencana (SSB) di SMA Muhammadiyah 1 Prambanan, Sleman pada Selasa (21/2) menegaskan bahwa pelatihan penanganan bencana penting untuk diberikan kepada masyarakat termasuk siswa-siswi sekolah agar dapat siaga ketika menghadapi bencana alam.

Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa ketika bencana alam terjadi, masyarakat merupakan subjek sekaligus objek serta menjadi sumber pokok untuk pengurangan resiko bencana itu sendiri, sehingga perlu adanya pembelajaran penanggulangan bencana pada masyarakat. Terjadinya peristiwa gempa yang pernah terjadi di Yogyakarta beberapa tahun silam dimana pada saat itu bangunan  belum memenuhi standard dan pengetahuan masyarakat tentang bencana masih minim. maka dari itu Bupati berharap  dengan adanya pelatihan-pelatihan yang disiapkan di sekolah dapat meminimalisir jatuhnya korban dan dapat mengantisipasi ketika bencana terjadi.

Terkait dengan kesiapsiagaan penanganan bencana bagi warga sekolah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Drs. Joko Supriyanto M.Si., menyampaikan bahwa saat ini Sleman telah membentuk  46 SSB. BPBD Kabupaten Sleman berusaha mengimplementasikan dengan berbagai elemen baik pemerintah maupun masyarakat agar terwujud masyarakat Sleman yang tanggap, tangkas dan tangguh dalam menghadapi bencana.        Gladi lapang pembentukan SSB SMA 1 Muhammadiyah Prambanan diskenariokan ketika terjadi gempa bumi, melihat SMA 1 Muhammadiyah Prambanan dalam wilayah ancaman bencana gempa bumi. Dalam gladi lapang tersebut diskenariokan sedang terjadi gempa bumi dan koordinasi dilakukan antar lintas sektor. Kepala Sekolah SMA 1 Muhammadiyah Prambanan Ngaglik mengumpulkan Tim Siaga sekolah untuk mengecek kesiapan masing-masing dan mengevakuasi 268 siswa ke titik kumpul aman yang kemudian menginstruksikan siswa tetap menjalani KBM seperti biasa. Dalam gladi tersebut pihak SMA 1 Muhammadiyah mendapatkan 3 siswa nya yang menjadi korban, 1 mengalami patah tulang, 1 luka di kepala dan 1 pingsan.

Setelah Gladi selesai dilanjutkan dengan pengukuhan Tim SSB SMA 1 Muhammadiyah DAN penanda tanganan  prasasti  peresmian SSB SMA 1 Muhammadiyah Sleman serta 3 sekolah lainnya, yaitu: SMK N 1 Depok, SMPN 2 Ngaglik dan SMP N 3 berbah. Acara dilanjutkan dengan penyerahan dokumen kontijensi oleh Bupati Sleman kepada Kepala BPBD Sleman, Camat Prambanan, Kepala Desa Bokoharjo dan Kepala Sekolah SMA 1 Muhammadiyah Prambanan, dan diakhiri dengan penyerahan bantuan berupa HT, megaphone, seperangkat alat evakuasi pada SMA 1 Muhammadiyah Prambanan. “Bencana bukan untuk kita takuti, tetapi bagaimana kita bisa menghambil khidmat, kita menyelesaikan, kemudian kita bisa meminimalisir terjadinya kerugian  ”, tambah Sri Purnomo.