Angin kencang yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Sleman pada 4, 5, dan 9 Januari 2017 lalu mengakibatkan kerusakan senilai Rp 383.670.000 dan satu orang meninggal dunia a.n Paulus Suwandi (65) warga Sumberan, Sumberagung, Moyudan, Sleman akibat tertimpa joglo saat angin kencang melanda wilayah Moyudan Rabu (4/1) lalu.
Kepala BPBD Sleman Joko Supriyanto saat jumpa pers di Press Room Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman (12/1) menjelaskan bahwa angin kencang yang terjadi mengakibatkan 327 rumah rusak dengan rincian 264 rusak ringan, 50 rusak sedang, dan 13 rusak berat. Selain itu angin kencang juga mengakibatkan 455 pohon tumbang dan rusaknya  5 fasilitas umum, 6 fasilitas pendidikan, 3 fasilitas ibadah, 3 tempat usaha, serta 7 kandang ternak.
Menurut Joko, rumah rusak akan diberikan bantuan maksimal Rp 12 juta dan besarannya akan ditentukan oleh tim verifikasi sesuai tingkat kerusakannya. Sedangkan untuk korban meninggal akan diberikan santunan uang duka kepada ahli waris sebesar Rp 10 juta  dan untuk korban luka ringan maupun berat akan ditanggung biaya pengobatannya.
Joko menambahkan bahwa kebijakan BPBD pada situasi kedaruratan cuaca ekstrim salah satunya adalah memprioritaskan penyelamatan jiwa masyarakat yang terdampak langsung bencana dengan menyiapkan TRC untuk penyelamatan didukung dengan Sleman Emergency Service (SES).
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman Purwanto menyampaikan bahwa pihaknya berencana mengganti seluruh pohon yang tumbang dengan pohon baru dan telah berkoordinasi dengan Fakultas Kehutanan UGM untuk pemilihan pohon yang cocok dan memiliki akar yang kuat sebagai pengganti. Menurutnya saat ini pembersihan dan evakuasi pohon yang tumbang masih terus berlangsung.