Kesetaraan gender masih menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Sleman. Hal tersebut merujuk pada salah satu misi pembangunan di Kabupaten Sleman dengan meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang proporsional. Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyampaikan bahwa nilai Indikator Pembangunan Gender (IPG) di Kabupaten Sleman meningkat dari tahun ke tahun. “Pada tahun 2015 angka IPG Kabupaten Sleman mencapai 96,08”, jelas Sri Muslimatun dalam acara pembukaan Ekspose Karya Perempuan dan sarasehan dalam rangka Peringatan Hari Ibu Ke-88 yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Sleman pada Rabu [21/12].

Lebih lanjut Sri Muslimatun menambahkan bahwa peningkatan IPG tersebut menjadi gambaran kondisi dan upaya jajaran pemerintah Kabupaten Sleman untuk menjamin kesetaraan gender di Kabupaten Sleman. Sri Muslimatun berharap dengan pengakuan akan kualitas dan kapasitas perempuan dapat menumbuhkan kepercayaan diri kaum ibu dan perempuan untuk menunjukkan eksistensi diri serta berani membela haknya dari tindakan diskriminatif.

Pada acara yang bertema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Kekerasan, Perdagangan Orang dan Kesenjangan Ekonomi terhadap Perempuan” tersebut juga diadakan ekspose karya perempuan dengan menggelar stand dari perwakilan seluruh kecamatan di Kabupaten Sleman. Acara juga dilanjutkan dengan sarasehan ‘Parenting bagi keluarga yang harmonis untuk mewujudkan kesetaraan gender’ dan ‘Ketahanan keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan Sleman tanpa kekerasan”.

Sementara itu Kustini Sri Purnomo selaku Ketua Tim Penggerak PKK Sleman menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan acara tersebut untuk meningkatkan peran perempuan Indonesia dalam setiap aspek kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju pembangunan nasional yang berkelanjtan dan berkeadilan. “Diharapkan dalam kegiatan sarasehan tersebut sekaligus mensosialisasikan program unggulan dari Kementrian PPPA Three Ends yakni akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia, akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan, untuk mewujudkan Sleman tanpa Kekerasan.

Menurut Kustini, Peringatan Hari Ibu (PHI) merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah berjuang merebut kemerdekaan.  “Tekad dan perjuangan perempuan Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dilandasi cita-cita dan semangat persatuan dan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang telah dinyatakan semenjak Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali tanggaal 22 Desember 1928 di Yogyakarta”, jelas Kustini.