Empat siswa SD Pandanpura II Hargobinangun Pakem mengalami luka, ada yang patah tulang dan yang paling banyak mengalami luka ringan serta memar-memar karena berebut menyelamatkan diri saat terjadi bencana erupsi merapi Selasa (8/11).Masih untung karena para guru SD tersebut menenangkan siswa untuk tidak panik dan teratur untuk menyelamatkan diri denga dievakuasi menggunakan beberapa mobil bak terbuka. Hingga akibat yang laebih parah tidak terjadi. Hal tersebut sebagai gambaran saat gladi lapang penanggulangan  bencana /paseduluran Sekolahdi  Sister School di SD Muhammadiyah Pakem.

Sedangkan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo dalam sambutannya antara lain menyampaikan bahwa Gladi lapang menjadi momen strategis bagi sekolah terdampak bencana SD Pandanpuro II dan sekolah penyangga bencana SD Muhammadiyah Pakem  untuk meningkatkan  kesiapsiagaan dan kewaspadaan segenap elemen sekolah terkait bencana erupsi Gunung Merapi. Segenap elemen sekolah harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana, dengan harapan kesiapsiagaan tersebut dapat bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam kondisi kedaruratan.

Lebih lanjut disampaikan bahwa Kabupaten Sleman dianugerahi karakteristik wilayah yang beragam, setiap wilayah memiliki potensi bencana yang berbeda. Namun demikian hal tersebut bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri keistimewaan wilayah yang kita miliki. Kita semua tidak mengharapkan terjadinya bencana namun kita harus siap menghadapinya bila hal itu terjadi. Kata kuncinya adalah kita harus memiliki kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi resiko bencana yang mungkin terjadi, tambah  bupati Sleman.

Menyadari kondisi tersebut Pemkab Sleman berupaya melakukan langkah mitigasi bencana. Tidak hanya meminimalisir jumlah korban namun juga memastikan proses belajar mengajar anak didik tidak terhambat akibat terjadinya bencana. Berlatarbelakang hal tersebut, Pemkab Sleman melaksanakan kegiatan pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat dengan mengembangkan sister school atau paseduluran sekolah.

Melalui kegiatan tersebut sekolah terdampak dipersaudarakan melalui pembuatan MOU paseduluran sekolah dengan sekolah penyangga yang berada di wilayah yang relatif aman. Dengan demikian, saat terjadi kondisi darurat dimana tidak memungkinkan dilaksanakannya proses belajar mengajar maka untuk menjamin tetap terlaksananya kegiatan belajar, seluruh komponen sekolah yang terdampak bencana akan dipindahkan ke sekolah penyangga.

Pada kesemptan tersebut juga dilakukan penandatangan MOU antara Kepala Sekolah  SD Pandanpuro II Sunaryo dan Kepala Sekolah  SD Muhammdiyah Pakem  Nur Hayati, S.Ag.MM terkait Sekolah yang berdampak erupsi Merapi dan SD Muhammdiyah Pakem sebagai sekolah penyangga.