Okt
31
Sleman Angkat Kembali Seni Rodat
Kesenian tari tradisional Sholawat Rodat di Sleman saat ini tinggal 2 group yakni di Candran Sidoarum Godean dan di Krapyak Wedomartani Ngemplak, dan itupun jarang dipentaskan pada event-event di masyarakat. Melihat kondisi ini Menurut Edi Winaryono, SSN Kabid Kesenian Sleman pihaknya melakukan revitalilisasi dengan mementaskan kembali seni tari tradisional Sholawat Rodat Babussalam Candran Sidoarum Godean. Pentas ini didokumentasi video sehingga dapat menjadi bahan untuk bisa ditonton masyarakt luas atau bahkan mungkin bisa sebagai bahan pembelajaran untuk dikembangkan kembali. Acara dilaksanakan di Halaman Masjid Babussalam Candran, Kamis, 27 Oktober 2016 didahului dengan pentas Badui Junior dari Candran dan diakhiri dengan pengajian malam Jum’at Legi.
Sementara itu Zaelani, SPD, sesepuh Rodat, Ta’mir Masjid Ababussalam dan mantan Wakil Bupati Sleman mengatakan tari tradisional Sholawat Rodat Candran Sidoarum Godean merupakan suatu tari seni tradisional yang gerak tarinya hampir mirip seperti tari Saman Aceh. Hanya saja tampilan pementasannya tidak terlalu cepat dan hanya ditarikan oleh kaum laki-laki. Tarian dilakukan dengan duduk bertimpuh yaitu kaki terlipat membujur datar ke belakang dan pantat menduduki betis hingga dekat tunkai. Gerakan tariannya kadang badan tegak sedang kaki lutut hingga betis dan tukai sebagai alas tegaknya badan. Gerak tariannya kadang menunduk bagai orang sujud dalam sembahyang. Kemudian bangkit tegak lalu meliuk mering ke kanan ke kiri sambil memainkan kipas ditangan. Kostum pakaian yang dipakai bajuya bisa bervariasi sedang untuk bawah memakai sarung serta berpeci. Tari tradisional Sholawat Rodat Candran dimainkan oleh 30 orang dengan duduk berjajar dibuat 6 sof persof 5 orang, dan untuk pengiring menggunakan 4 buah terbang/rebana dan satu bedug kecil dengan 4 orang penyanyi. Lirik lagu kasidahnya mengambil/membaca bagian proses ataupun syair-syair yang ada di Kitab Al Barjanzi. Isi lirik lagu kosidahnya memuji dan pujian-pujian baik itu kepada Alloh maupun kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya juga tentang riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Ditambahkan oleh Zaelani tari tradisional Sholawat Rodat Candran mulai tahun 1961 dan sampai saat ini sudah memasuki sampai 5 generasi. Para penari terdiri dari pemuda dan remaja yang mengaji belajar ilmu agama di dusun Candran dan dari luar yakni dari Bantulan, Kurahan, Gumuk, Jomboran, Nglarang, Cokrobedog, Krapyak dan Jetak Sidokarto. Pada jaman dahulu kesenian ini begitu semarak diundang dalam berbagai hajatan dari nikahan, pengajian, syukuran menempati rumah, syukuran bancakan/ulang tahun, dll.