Sep
23
Desa Banyuraden Gamping Masuk Empat Besar Lomba TOGA Nasional
Desa Banyuraden Gamping Sleman yang diwakili oleh Dusun Modinan dan Dusun Geplakan menjadi empat besar nasional mewakili Provinsi DIY dalam lomba Penilaian Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Tingkat Nasional. Menurut Ketua Tim Penilai Pusat Meinarwati Apt., M.Kes., dalam sambutannya di Dusun Modinan pada Kamis (22/9) Desa Banyuraden akan bersaing dengan 3 desa lainnya dari perwakilan Provinsi Lampung, Riau, dan Gorontalo.
Meinarwati menjelaskan bahwa tujuannya bersama tim yang terdiri dari lima orang berkunjung ke Desa Banyuraden adalah untuk melakukan verifikasi lapangan. Menurutnya verifikasi ini merupakan tindak lanjut dari verifikasi dokumen yang telah dikirimkan untuk mengikuti seleksi tingkat nasional.
“Kegiatan Penilaian Pemanfaatan TOGA merupakan salah satu implementasi dari program asuhan mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akrupesur yang bertujuan mendorong masyarakat agar mampu mengatasi gangguan kesehatan ringan dengan prinsip kesadaran, keinginan sendiri, kebersamaan, kemandirian, komitmen dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat”, jelas Meinarwati.
Bupati Sleman Sri Purnomo yang menyambut langsung kedatangan tim penilai pusat menyampaikan apresiasi kepada seluruh warga masyarakat Desa Banyuraden, Gamping atas prestasi yang telah diraih dalam bidang TOGA sejauh ini. Sri Purnomo berharap proses penilaian yang dilakukan dapat memenuhi seluruh indikator penilaian sehingga mampu mengantarkan Desa Banyuraden, Gamping sebagai pemenang dalam Lomba Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Tingkat Nasional.
“Semoga capaian ini semakin menambah semangat dan motivasi warga masyarakat dalam memanfaatkan dan mengembangkan hasil TOGA, sekaligus menjadikan Desa Banyuraden sebagai role model bagi desa lainnya dalam memanfaatkan pekarangan dan lahan lainnya untuk pengembangan tanaman obat yang pada akhirnya bermuara kepada penguatan ekonomi dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Sleman”, tutur Sri Purnomo.
Menurut Sri Purnomo pemanfaatan TOGA merupakan salah satu upaya mendukung Program Indonesia Sehat yang mengedepankan paradigma sehat, yakni paradigma yang menekankan pada tindakan promotif dan preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan multi sector. Kedepan kebun Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di desa Banyuraden akan dimanfaatkan sebagai wisata TOGA.
Lebih lanjut Sri Purnomo menjelaskan bahwa melalui pengembangan TOGA, masyarakat secara mandiri dapat mengatasi masalah gizi melalui kecukupan makan sayur dan buah setiap hari. Masyarakat secara mandiri bisa memanfaatkan pekarangannya untuk memenuhi kebutuhan sayur, buah dan tanaman obat. Dengan pemanfaatan TOGA ini diharapkan tidak ada lagi “lahan tidur” di sekitar kita. Mengingat lahan tidur pun jika tidak dikelola dengan baik bisa menjadi sumber penyakit menular.