Potensi pekerja ekonomi kreatif di bidang fashion terus berkembang dan menjadi kesempatan emas untuk mengangkat potensi lokal berupa batik dan kain lurik yang banyak dikembangkan masyarakat Sleman. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Sri Purnomo dalam penutupan Sleman Fashion Festival (SFF) 2016 yang diwakili  Asisten Bidang Pembangunan Suyamsih di Harbour Theater, Jogja Bay pada Minggu (14/8).

Sri Purnomo mengapresiasi terselenggaranya SFF 2016 karena menurutnya kreativitas-kreativitas pelaku fashion membutuhkan dukungan dari banyak pihak termasuk dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Upaya pelaku fashion dalam acara ini secara tidak langsung dapat mempromosikan potensi wisata dan produk ekonomi kreatif dari Sleman.Terlebih saat ini Kabupaten Sleman telah memiliki motif batik khas Sleman yang terdiri dari motif Sinom Parijotho Salak, Motif Salak, Motif Parijoto,Motif Gajah Kombinasi Parang Rusak, Motif salakan, Motif Salak Pondoh, motif belut dan salak, serta motif Semarak Salak.

“Berbagai motif ini diharapkan menjadi referensi bagi para pengrajin batik. Sebaliknya saya harap konsumen juga turut melindungi potensi lokal ini dengan tetap menggunakan batik tulis atau batik cap dibanding menggunakan batik printing pabrikan yang justru mematikan industri kecil”, tambah Sri Purnomo

Sri Purnomo mengharapkan melalui even ini, Sleman dapat menjadi rujukan fashion yang mengangkat batik dan kain lurik lokal. Berbagai desain batik dan trend fashion yang dikembangkan nantinya dapat menjadi magnet bagi wisatawan. Oleh karena itu penyelenggaraan even-even semacam ini  menurutnya perlu lebih digiatkan.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman AA. Ayu Laksmidewi menjelaskan bahwa SFF 2016 diselenggarakan pada 13-14 Agustus lalu diikuti oleh 18 designer dimana 7 diantaranya berasal dari luar Sleman yaitu Bantul, Jogja, dan Magelang. Penyelenggaraan SFF 2016 ini menurutnya merupakan sebuah kemasan atraksi wisata yang mampu memberikan edukasi masyarakat dan wisatawan tentang potensi Sleman khususnya batik dan lurik khas Sleman. Sekaligus juga memberikan ruang bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk mengembangkan ide kreatifnya.

“Sleman Fashion Festival 2016 merupakan even yang kedua, dimana tujuan acara ini adalah untuk mempromosikan wisata di Sleman serta memberikan apresiasi terhadap karya kreatif berbahan batik dan lurik khas Sleman”, jelas Ayu.

Dalam penutupan SFF 2016 tersebut Juara I kategori fashion design  diraih oleh Taufik Efendi, juara II diraih oleh Tri Karyanto, dan juara III DAIRAIH OLEH Farisah Anindita. Sedangkan kategori kreasi lurik juara I diraih oleh Dwindi Ramadhana, juara ke II diraih oleh Fajar Wijarnako, dan juara III diraih oleh Paramita Sekartaji. Masing-masing pemenang Juara I berhak mendapatkan uang pembinaan Rp 3,5 juta, juara II Rp 2,5 juta, dan juara III Rp 1,5 juta.