Tetenger (Monumen) Erupsi Merapi 2010 di Dusun Bakalan, Cangkringan, Sleman akan menjadi menu wajib rute jip vulcano Merapi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman AA. Ayu Laksmidewi dalam peresmian koleksi baru Museum Gunung Api Merapi (MGM) dan Tetenger Erupsi Merapi 2010 yang dilakukan oleh Bupati Sleman dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah DIY pada Rabu (1/6).

Ayu mengatakan bahwa rute wajib bagi jip vulcano tersebut merupakan master plan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk mempromosikan Tetenger Bakalan sebagai tempat wisata edukasi tentang dampak erupsi serta upaya meningkatkan pendapatan ekonomi warga masyarakat setempat. Tetenger tersebut menurutnya memiliki luas kurang lebih  dua hektar dan merupakan hibah ­dari rangkaian kegiatan City On Volcano (COV) 2014. “Tetenger Bakalan ini satu setengah hektar merupakan tanah gabungan milik tujuh warga Bakalan yang bersedia lahannya dibeli oleh pemerintah untuk pengembangan wisata edukasi kegunungapian. Sedangkan setengah hektar sisanya merupakan tanah kas desa”, kata Ayu.

Ketua Panitia COV 8 tahun 2014 Muhammad Hendrasto yang hadir dalam peresmian tersebut menjelaskan bahwa dalam Tetenger berupa monumen berbentuk segitiga bercabang tersebut menggambarkan gunung dan warna merah pada tugu menjelaskan suatu lubang keluarnya magma yang dapat keluar ke arah mana saja. “Pada monumen tersebut terdapat tulisan ‘Sirna Jalma Lenaning Paningal” yang diartikan bencana itu datang pada saat manusia lengah”, jelas Hendrasto.

Senada dengan Ayu ,menurut  Hendrasto dengan adanya Tetenger ini diharapkan kedepan mampu menjadi media edukasi sebagai laboratorium alam untuk belajar kegunungapian. “Dulu kita belajar tentang gunung api di luar negeri. Tapi sekarang sebaliknya, banyak orang luar yang belajar ditempat kita semenjak Erupsi Merapi”, tambah Hendrasto.

Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo berterimakasih pada  COV Tahun 2014 yang telah berpartisipasi dalam proses pembangunan tetenger Erupsi Merapi serta Perwakilan BI DIY yang telah memberikan hibah koleksi barang-barang sisa erupsi merapi tahun 2010 sehingga dapat memperkaya koleksi Museum Gunung Merapi.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengapresiasi Keberadaan Tetenger Erupsi Merapi dan hibah koleksi barang-barang terdampak dari erupsi Merapi 2010 tersebut. Sri Purnomo berharap Tetenger Bakalan dan hibah barang terdampak erupsi bisa menjadi penanda untuk pengingat akan dahsyatnya erupsi merapi yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Sleman dan sekitarnya. “Semoga dengan berdirinya monumen ini dapat menjadi pengukuh semangat serta pemersatu langkah bagi semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mensiapsiagakan diri dalam mengantisipasi dampak bencana serupa yang mungkin terjadi dikemudian hari”, tambah Sri Purnomo.