Penghematan pemakaian air saat ini mendesak untuk dilakukan. Hal ini diungkapkan Assekda Bidang Pembangunan, Dra. Suyamsih saat membacakan sambutan Bupati dalam Kampanye/ Gerakan Hemat Air yang diselenggarakan di Embung Jetis Suruh, Donoharjo, Ngaglik pada hari Sabtu (23-4). Penghematan air perlu dilakukan mengingat ketersediaan air baik secara kualitas maupun kuantitas  mengalami penurunan.

Dalam sambutan tertulisnya  yang dibacakan Asekda Bidang Pembangunan bupati sleman antara lain menyampaikan bahwa saat ini secara kuantitas, air hujan yang tersimpan dalam tanah cenderung semakin berkurang dan sebagian besar menjadi aliran permukaan yang akan beresiko terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya semakin banyaknya permukaan tanah yang ditutup dan perubahan fungsi daerah tangkapan air.Sedangkan secara kualitatif, air yang tersedia juga telah mengalami pencemaran, sehingga semakin menurunkan tingkat ketersediaan air bagi masyarakat. Penurunan kualitas air ini diantaranya disebabkan Perilaku tidak bertanggung jawab dari masyarakat seperti membuang sampah dan limbah rumah tangga di sungai.

Lebih lanjut disampaikan bahwa gerakan/ kampanye Hemat Air merupakan salah satu jawaban tepat atas kondisi ketersediaan air baik secara kualitas maupun kuantitas yang mengalami penurunan. Penghematan air menjadi hal yang mendesak karena tidak hanya ketersediaannya yang semakin berkurang tetapi juga terkait dengan kebutuhan air yang semakin meningkat. Air menjadi kebutuhan dasar manusia sehingga pertumbuhan jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan air. Air tidak hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, namun juga digunakan untuk berbagai sektor seperti pertanian, industri dan Jasa. Oleh karena itu pemakaian air sudah selayaknya dilakukan secara bijak agar kebutuhan air terpenuhi secara merata.

Pada kesempatan tersebut bupati  berharap dengan adanya gerakan tersebut kesadaran dan kesungguhan semua pihak dalam menghemat pemakaian air semakin meningkat. Seluruh lapisan masyarakat harus disadarkan untuk turut menjaga sumber air dengan cara merubah perilaku kebiasaan sehari-hari. Beberapa kebiasaan di masyarakat kita yang sangat merugikan diantaranya adalah perilaku membuang sampah dan limbah sembarangan. Sampah yang tergenang di sungai-sungai, selain mengakibatkan banjir, sudah pasti juga akan mencemari air. Demikian juga dengan limbah kotoran manusia yang tidak dikelola dengan baik, akan merembes pada tanah, kemudian mencemari air tanah.

Selain itu kebiasaan boros air juga masih banyak ditemukan di masyarakat kita. Sering masyarakat kita tanpa sadar membuang-buang air bersih begitu saja. Seperti misalnya membiarkan keran mengalir hingga luber, mengambil segelas penuh air putih baru sedikit diminum sudah ditinggalkan lalu dibuang. Untuk itu mari kita mulai dari diri sendiri untuk merubah kebiasaan-kebiasaan boros air tersebut demi keberlanjutan sumber daya air kita sehingga kelak dapat dimanfaatkan oleh anak cucu .

Ditambahkan Suyamsih bahwa Air merupakan kekayaan negara dan digunakan untuk hajat hidup orang banyak, oleh karena itu perorangan tidak berhak memiliki air untuk dinikmati saendiri, misalnya air yang ada di wilayahnya menjadi miliknya itu tidak boleh, karena air harus bisa dinikmati orang banyak.

Sedangkan kepala Dinas SDAEM Sapto Winarno melaporkan bahwa latar belakang diadakannya kampanye hemat air tersebut karena semakin banykanya aduan dari masyarakat kepada Dinas SDAEM tentang konflik penggunaan air di kabupataen Sleman.