Dinas Pendidikan dan Olahraga  Kabupaten Sleman serius mempersiapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan diikuti 34 sekolah se-Kabupaten Sleman. Dalam kunjungannya memantau hari terakhir simulasi UNBK di SMK N I Godean pada Senin (28/3), Drs. Eri Widaryana MM. selaku Kepala Bidang Kurikulum dan Kesiswaan Dikpora mengungkapkan bahwa pihaknya telah siap dalam pelaksanan Ujian Nasional di Kabupaten Sleman baik yang paper based maupun berbasis komputer, namun untuk pelaksanaan UNBK pihaknya akan melakukan langkah antisipatif untuk mendukung kelancaran selama proses ujian berlangsung. “Kami akan kirim surat dan sowan langsung ke PLN untuk meminta bantuan agar tidak ada pemadaman listrik selama masa UNBK”, ungkap Eri.

Sedangkan untuk kelancaran akses internet Eri mengungkapkan bahwa Dikpora mempercayakan Telkom untuk menyediakan dan mengatur kebutuhan bandwith masing-masing sekolah agar tidak terjadi masalah selama UNBK berlangsung.
Eri juga menambahkan bahwa Dikpora akan terus berkoordinasi dengan para kepala sekolah  untuk memantapkan kesiapan dalam penyelenggaraan ujian nasional serta melakukan pembekalan pada para petugas pengawas ujian nasional. “Intinya kami sudah siap dalam pelaksanaan ujian nasional, hari ini kami juga baru berkoordinasi untuk pemantauan dan pengamanan droping soal yang dilaksanakan oleh Dikpora DIY bagi sekolah yang melakukan paper base test dalam ujian nasional”, tambahnya.
Ditemui secara bersamaan Kepala SMK N I Godean Agus Waluyo mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan kedua kalinya penyelenggaraan UNBK disekolah yang dipimpinnya dengan peserta sebanyak 282 siswa. Menurutnya pihak sekolah  juga menyiapkan genset untuk mengantisipasi jika listrik padam saat UNBK berlangsung. Secara teknis menurut Agus dari aplikasi atau sistem vertikal yang digunakan komputer server sudah di backup dengan UPS sehingga tidak akan mati, apabila komputer yg digunakan siswa/ klien mati maka penghitungan waktu juga akan berhenti dan sistem pada server secara otomatis akan mencatat waktu terakhir.
“Dengan sistem pencatatan waktu tersebut siswa tidak akan dirugikan, karena apabila komputer klien mati dan sudah dihidupkan lagi maka waktu pengerjaan tes melanjutkan saat waktu terakhir tercatat ketika komputer mati, maka dari itu kami juga menyiapkan genset”, ungkap Agus.